Festival Holi adalah perayaan paling ditunggu umat Hindu, khususnya anak muda. Perayaan tersebut menandai berakhirnya musim dingin dan menyambut datangnya musim panas. Pada hari itu orang-orang mengenakan pakaian putih dan saling melemparkan bubuk warna warni atau menyiramkan air warna warni seraya berteriak “Holi Hai!” sambil (tentunya) menyanyi dan menari.
Menurut legenda, perayaan Holi berawal saat dunia ini dikuasai oleh seorang raja-raksasa, Hiranyakashipu. Ia memproklamirkan dirinya sebagai Tuhan dan memaksa setiap orang untuk menyembahnya. Namun putranya, Prahlada, bersikeras menyembah Dewa Wishnu. Atas perintah Hiranyakashipu, seorang raksasa bernama Holika yang meyakini dirinya kebal api, membawa Prahlada ke dalam api. Konon berkat anugerah Dewa Wishnu, Prahlada keluar dengan selamat dari api tanpa terbakar sedikitpun. Sementara Holika hangus terbakar menjadi abu.
Untuk mengenang peristiwa lolosnya Prahlada dari api, orang-orang menyalakan api unggun semalam sebelum perayaan Holi. Selain itu Holi juga dimeriahkan oleh pesta kembang api yang dipercaya bisa mengusir roh jahat dan merayakan kemenangan kebaikan melawan kejahatan.
Festival Warna Holi dirayakan pada akhir musim dingin, biasanya bertepatan pada akhir Februari atau awal Maret. Acara ini dirayakan besar-besaran di negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Hindu seperti Nepal, Bangladesh dan India khususnya India Utara. Namun seiring waktu, Festival Holi juga dirayakan di berbagai penjuru dunia seperti Amerika Serikat, Inggris Raya, Afrika Selatan, Singapura, Spanyol dan juga Jerman. Di Jerman sendiri, perayaan Holi diselenggarakan di 13 kota besar.
Sumber: www.holifestival.org , www.oregonlive.com