Warga Filipina sering kali bergurau kalau mereka memiliki aturan waktu tersendiri... karena budaya ‘jam karet’ mereka.
Albert Cabungal bertanggung jawab atas kehadiran para pekerja di pemerintahan provinsi Oriental Mindoro.
“Saya pikir ada alasan mengapa orang-orang merasa baik-baik saja meski sering datang terlambat ke kantor... ini karen kantor mereka pun tak keberatan. Meskipun ada sangsi pemotongan gaji, para kepala kantor mentolerir bawahannya yang terlambat.”
Menurut dia, kantornya sudah menggunakan sistem sidik jari untuk absensi karyawan sebagai upaya membuat mereka tepat waktu.
Tapi sejauh ini usaha tersebut kurang berhasil…
“Seperti ada celah, untuk kabur dari sistem. Misalnya datang tepat pukul 7.30, lalu pulang.. lalu datang lagi ke kantor nanti siang. Sebetulnya tidak ada sistem yang sempurna, selalu ada celah di sistem.”
Awal bulan ini, hukum baru diterapkan untuk mencegah dan menghentikan kebiasaan ‘jam karet’ warga Filipina.
Juru bicara kepresidenan Abigail Valte mengumumkan undang-undang baru ini.
“Undang-undang Republik 10535 ditandatangani pada tanggal 15 Mei oleh Presiden. Yang menetapkan waktu standar Filipina. Semua kantor pemerintahan, baik instansi, lembaga dan lainnya sekarang berkordinasi dengan biro cuaca yang sebulan sekali harus menyeragamkan waktu resmi setempat.”
Menurut undang-undang yang baru, Biro Cuaca dan Meteorologi lah yang akan menentukan Waktu Standar Filipina sebagai acuan bagi semua kantor pemerintahan.
Artinya, semua kantor pemerintahan akan buka dan tutup di jam yang sama, demi efisiensi pelayanan publik.
Acuan waktu juga akan tersedia di laman internet biro tersebut.
Hukum terbaru juga memerintahkan Komisi Telekomunikasi Nasional untuk mewajibkan semua stasiun TV dan radio untuk menggunakan waktu standar tersebut.
Jika tidak, izin siaran mereka akan dicabut atau dibatalkan… disertai sanksi maksimal10 juta rupiah.
Christian Tobillo, direktur program sebuah radio lokal di Filipina, menyambut baik undang-undang ini.
“Sebagai penyiar radio, saya mendukung waktu standar Filipina. Dengan begitu kami semua memiliki waktu yang sama dan akurat jika masyarakat ingin mendengarkan siaran radio kami. Jika semua warga Filipina mematuhi waktu standar, setidaknya akan mengurangi keterlambatan, meski soal disiplin adalah urusan tiap orang.”
Untuk mengubab budaya jam karet, sekolah-sekolah dan kantor pemerintahan juga mengkampanyekan betapa berharganya waktu.
Pemerintah juga menempatkan jam yang telah disamakan waktunya di tempat-tempat umum, sekaligus menyatakan pekan pertama setiap tahun sebagai Pekan Kesadaran Waktu Nasional.
Tapi tak mudah menghentikan kebiasaan buruk...
Pasca disahkannya Undang-undang ini awal bulan Juni, tak tampak ada perubahan di absensi kehadiran karyawan, kata Albert Cabungal.
“Saya tidak tahu mengapa informasi soal Undang-undang ini tak tersebar luas. Masyarakat juga tidak diberitahu mengapa pemerintah mengeluarkan undang-undang ini…apa tujuan diciptakannya waktu standar Filipina ini?”
Don Zian Encarnacion adalah seorang Professor Ilmu Politik di sebuah universitas di Calapan.
Menurut dia, butuh lebih dari sekadar waktu standar demi mengubah kebiasaan ‘jam karet’.
“Keterlambatan bukanlah soal waktu semata, tapi lebih megenai budaya. Meskipun kita sudah merubah waktu, jam, hari bahkan menit sekalipun tapi jika pola pikir warga Filipina, saya akan selalu terlambat maka usaha apapun akan tetap sia-sia. Pada dasarnya kita sendiri yang harus mengubah budaya jam karet di Filipina.”
Untuk itu, Albert Cabungcal mengatakan, perubahan harus dimulai dari diri sendiri.
“Untuk memberi contoh, Anda harus jadi contoh. Untuk mendorong perubahan, orang tersebut harus menjadi apa yang ingin dia menjadi perubahan itu sendiri.”
Aturan Baru untuk Cegah
Warga Filipina sering kali bergurau kalau mereka memiliki aturan waktu tersendiri... karena budaya

INDONESIA
Kamis, 11 Jul 2013 09:25 WIB

budaya
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai