Bagikan:

Pemimpin Partai Oposisi Kamboja Berkampanye dari Pengasingan

Banyak pengamat international pasang mata ke Kamboja yang akan menggelar Pemilu pada Juli mendatang. Dan Sam Rainsy, pemimpin partai oposisi, berusaha memenangkan dukungan... lewat dunia maya.

INDONESIA

Senin, 10 Jun 2013 12:07 WIB

Author

Borin Noun

Pemimpin Partai Oposisi Kamboja Berkampanye dari Pengasingan

Pemilu Kamboja, pemilu online Kamboja, Sam Rainsy di Facebook, kampanye Sam Rainsy dari pengasingan

Banyak pengamat international pasang mata ke Kamboja yang akan menggelar Pemilu pada Juli mendatang.

Apakah Pemilu akan berlangsung jujur dan adil?

Hun Sen sudah begitu lama menjabat sebagai Perdana Menteri Kamboja. Baru-baru ini dia berikrar kalau akan melanjutkan kepemimpinannya selama satu dekade ke depan hingga ia berusia 74 tahun.

Sedangkan Sam Rainsy, pemimpin partai oposisi, berada dalam pengasingan dan terancam masuk penjara jika kembali ke Kamboja.

Dan ia terus berkampanye untuk memenangkan dukungan... lewat dunia maya.

Sam Rainsy, pemimpin partai oposisi utama Kamboja, Partai Penyelamat Nasional, punya ribuan pendukung di dunia maya.

Dari pengasingannya di Perancis, ia kerap mengunggah artikel, foto atau video ke laman Facebook.

“Halo, sebangsa tercinta! Saya ingin kalian mendukung Partai Penyelamat Nasional. Dukung kami untuk memenangkan pemilu mendatang. Jika kami menang Pemilu, saya akan menggunakan pengalaman saya sebagi bekas Menteri Keuangan pada tahun 90an untuk menyelamatkan perekonomian Kamboja. Pilihlah partai kami.”

Lebih dari 7 ribu orang menyukai laman Facebook Sam Rainsy dan ribuan orang mengomentari artikel yang diunggah.

Seperti Sandy Norton dari Phnom Penh…

“Saya berdoa agar Anda dan partai Anda memenangkan Pemilu. Hun Sen harus lengser!”

Atau Sum Manet yang tinggal di propinsi sebelah barat Kamboja... basis pendukung oposisi.

“Saya telah mengutarakan opini saya di laman Facebook. Menurut saya, para pemilih harus tahu tentang hak-hak mereka dalam memilih pemimpin mereka. Saya telah berbagi pendapat saya mengenai situasi hak asasi manusia saat ini di Kamboja dan bagaimana hal ini berhubungan dengan Pemilu.”

Sam Rainsy mulai menggunakan jejaring sosial Facebook sebagai sarana kampanyenya bulan lalu.

Ia beralih ke jaringan dunia maya setelah dilarang ikut serta dalam Pemilu dengan alasan-alasan yang dinilai bermotif politik.

Sam Rainsy berada dalam pengasingan sejak 2009 dan bakal masuk penjara begitu kembali ke Kamboja.

Dalam wawancaranya lewat telefon baru-baru ini, dia mengatakan kalau dia telah mendesak pemerintah untuk mengizinkannya kembali ke tanah airnya untuk ikut Pemilu.

“Kita hanya punya dua calon untuk posisi Perdana Menteri.... yang saat ini sedang berkuasa dan saya sendiri, Sam Rainsy, yang mewakili pihak oposisi, Partai Penyelamat Nasional. Dan para pengamat tahu kalau yang berkuasa saat ini takut dengan pencalonan saya ke Pemilu.”

Kelompok oposisi menjanjikan peningkatan gaji bagi para pegawai negeri, militer, polisi dan buruh pabrik jika mereka berhasil memenangkan pemilu.

Namun Perdana Menteri Hun Sen memperingatkan Kamboja bisa kembali mengalami perang saudara bila oposisi menang Pemilu.

“Tolong pikirkan lagi janji pemimpin partai oposisi yang akan menangkap pemimpin saya karena mereka adalah bekas pejabat di rezim Khmer Merah. Anda harus mencermati pidatonya dengan hati-hati. Ini bisa memicu perang saudara seperti yang dulu Kamboja pernah alami di  bawah rezim Pol Pot.”

Tapi nama Sam Rainsy sudah dicoret dari daftar kandidat Pemilu. Menurut undang-undang pemilu Kamboja, seorang terpidana dilarang ikut serta menjadi kandidat.

Tep Nitha adalah juru bicara dari Komisi Pemilihan Umum.

“Sebagai warga negara, dia punya hak untuk terlibat dalam politik, tetapi sebagai kandidat politik.. itu lain cerita. Semua kandidat harus menghormati Undang-undang Pemilu yang berlaku.. tetapi dia bukan kandidat politik, jadi sekarang tidak ada penyalahgunaan hukum.”

Nama Sam Rainsy juga telah dicoret dari daftar pemilih Pemilu.

Namun Juru Bicara Partai Penyelamat Nasional mengatakan, mereka akan melanjutkan perjuangan di dunia maya.

“Partai Penyelamat Nasional punya misi dan pesan penting bagi para pemilih. Pidato Sam Rainsy lewat jejaring sosial Facebook menarik banyak perhatian khalayak. Ini adalah bukti ketidakadilan karena pemimpin partai kami dilarang untuk menjadi peserta pemilu.”

Ketua Komisi Hak Asasi Manusia Kamboja, Ou Virak, mengingatkan akan bahaya yang mengintai dari dukungan politik lewat dunia maya.

Rancangan Undang-undang Internet mengatur tentang perselisihan dan penyebaran “informasi palsu” di internet, meski detilnya masih belum jelas.

“Jika Anda mengekspresikan pendapat Anda di Facebook, itu sama sekali tidak masalah. Tapi bila Anda mengatakan sesuatu yang berkaitan dengan politik atau hak asasi manusia, dan menyatakan dukungan Anda terhadap partai oposisi, maka Anda bisa dijerat dengan masalah karena adanya RUU Internet. Ini akan berimbas pada popularitas partai tersebut.”

Sam Rainsy akan terus menjadi pemimpin Partai Penyelamat Nasional dan partai tersebut akan terus mendorong reformasi supaya sang pemimpin bisa kembali ke tanah air.

Dan jika oposisi menang Pemilu, mereka bisa tetap mencalonkan Sam Rainsy sebagai Perdana Menteri saat membentuk kabinet baru.


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending