Majalah Indonesia untuk Si Besar

Iklan terus membombardir kita dengan anggapan kalau kurus itu cantik.

Ini menjadi tekanan besar bagi banyak orang untuk menurunkan berat badan dengan berbagai cara... kadang dengan akibat yang berbahaya.

Dulu Tharie Lily merasa malu dengan bentuk tubuhnya.

“Kalau lagi jalan sama temen, aku selalu jalan di belakang dia. Dulu tuh aku kalau lihat kerumunan orang , misalnya ke restoran bisa keringat dingin... sampai basah! Terus aku selalu mikir gimana cara ngelewatin orang-orang itu. Dulu aku selalu mikir gini, aduh semua orang ngeliatin, haduuh aku jadi pusat tontonan. Dulu juga aku itu galak banget, kalau ada yang ngeliatin langsung aku samperin terus bilang, kenapa kamu liatin saya! Saya tuh juga enggak mau punya badan kayak begini, nanti saya kutuk biar kamu punya keturunan kayak saya.”

Berat badan Tharie pernah mencapai 150 kilogram. Dia sering diejek oleh teman-temannya di sekolah… ejekan terus berlanjut.. bahkan oleh suaminya sendiri.

“Terus kata-kata keluar ngatain aku tuh kayak stum (mobil besar gitu), kayak bus lah, terus bilang ke aku coba ada yang mau sama loe, gue tuker tambah deh.”

Tharie sudah mencoba segala cara untuk menurunkan berat badan

“Aku pernah pengen bunuh diri ya berkali-kali, karena aku berpikir hidup ini enggak adil. Jadi aku terus berlari ke belakang. Ya jadi ingin bunuh dirinya tuh jadi gemes, kenapa sih, kan gue enggak pernah mau kayak gini. Diet pernah tahun 96-an dari 148 kilogram sampai 98 kilogram dalam waktu berapa bulan. Aku minum obat yang luar biasa bahayanya. Obatnya murah banget, itu obat untuk kencing manis dan jantung. Itu sangking pengen kurusnya, tapi Puji Tuhan masih bisa hidup.”

Di awal tahun 2000an, Tharie bertemu Riri Bogar di sebuah acara yang diselenggarakan oleh Komunitas X-tra Large di Jakarta.

Riri yang berusia 38 tahun membentuk komunitas ini dari toko pakaian khusus orang-orang bertubuh besar.

“Mulainya itu 2007 Februari tanggal 14. Karena 14 Ferbruari itu hari kasih sayang, jadi lewat komunitas ini tuh aku mau saling berbagi kasih sayang, saling menopang, saling memberikan semangat, supaya orang itu jangan berpikir bahwa badan gue gendut dan itu akhir dari segalanya, enggak gitu lho. Lewat komunitas ini aku mau mengajak bahwa kita harus berpikir positif pada diri sendiri bahwa walaupun kita gendut kita bisa berprestasi dan bisa sehat,”

Kedua wanita itu akhirnya memutuskan untuk membuat sesuatu yang lebih besar...

“Jadi aku ini dulu ngefans sama Ririe. Melihat dia ketemu di acara perempuan-perempuan gemuk dipilih gitu. Terus suatu hari dia hubungi aku. Kata dia, kamu katanya ngerjain tabloid ya? Iya. Ya udah yuk, mau enggak kita buat free tabloid buat orang-orang plus size. Nah, di 2012 awal aku kan berhenti kerja, aku hubungi Ririe ngajakin bikin majalah. Terus dia bilang, tabloid? Aku jawab, enggak langsung majalah buat orang plus size. Modal nekat neh kita langsung ngerjain, akhirnya langsunglah kita buat itu,”

Majalah ini berjudul Balga, gabungan dari kata-kata “besar, asik, lucu dan bergaya”.

Majalah Balga mengangkat beragam isu, mulai dari kisah sukses orang-orang yang bertubuh besar, artikel kesehatan sampai rubrik make-over. Sekarang Tharie menjadi pemimpin redaksi majalah tersebut.

“Aku bikin majalah ini tuh, satu, supaya mereka bisa jadi model. Maksudnya, banyakan dari mereka pengen jadi model, tapi enggak pede. Disini kita akan buat mereka bisa jadi model. Kata aku juga semua orang bisa jadi model. Aku pengen nunjukin bahwa mereka bisa jadi model, mereka bisa pede, menambah kepercayaan atau menambah pengalaman. Dan yang paling penting ini bisa dibaca si bukan plus size itu, supaya mereka mengerti,”

Dengan oplah 5000 majalah setiap bulan, majalah dijual di toko-toko buku dan disebar kepada anggota Komunitas X-tra Large.

Riri ingin memotivasi orang-orang ini dan juga memberikan kepercayaan diri.

“Sampai sekarang aku masih berusaha untuk membantu mereka supaya bangkit. Sedih sih, hanya karena perkataan seseorang, misalnya loe gendut, loe jelek, loe enggak bakal laku, itu bertahun-tahun akan terekam terus dalam otaknya. Mungkin kita kalau ditampar sekali, sakitnya paling Cuma sekali lima menit paling ilang, tapi sekali kita dikatain gendut, jelek enggak laku, apalagi dibanding-bandingin dengan seseorang, itu akan diinget 20 tahun. Jadi bully itu bisa membunuh seseorang,”

Di salah satu mal Jakarta, perempuan-perempuan dari komunitas X-Tra Large ini berkumpul untuk kelas kecantikan.

Tharie ada di antara mereka... terlihat cantik dan percaya diri... dan seorang suami yang kini menerima dia apa adanya.

Tias dan Fransiska mengaku kini siap menghadapi dunia.

“Yang tadinya saya kan diejek, kalau saya dikatain sama orang lain itu saya akan marah. Tapi setelah saya ikut komunitas Extra-L, emosi saya semakin lama semakin meredam, karena saya berfikir oh yang bermasalah itu bukan Cuma saya doang tapi banyak. Jadi, di sini kita saling cerita, misalnya kalau kita diledekin sama orang itu kita harus bagaimana,, diketawain sama orang itu harus bagaimana enggak perlu pake emosi. Terus di komunitas ini saya juga diajarkan cara berpakaian yang baik,”

“Memang bentuk tubuh itu bukan suatu halangan untuk kita berprestasi. Kita tetap masih bisa kok berprestasi bahwa bentuk tubuh kita besar, asalkan kita bisa percaya diri, percaya pada kemampuan, dan berusaha.”