Topeng memainkan peran penting di kehidupan masyarakat Korea Selatan – mulai dari perang, pemakaman, sampai dunia seni.
Di saat perang, topeng dipakai para prajurit untuk berlaga. Di upacara pemakaman, topeng dikenakan untuk mengenang wajah yang sudah meninggal, sekaligus mengalahkan roh jahat. Sementara di dunia seni, para pemainnya pakai topeng untuk menari dan main sandiwara. Topeng dipakai supaya para pemain bisa menyembunyikan identitas dan bebas mengkritik tokoh masyarakat.
Salah satu jenis topeng yang sering dipakai adalah Topeng Hahoe. Seni topeng ini paling menonjol di Korea Selatan. Sejak 1964, topeng ini dinyatakan sebagai peninggalan budaya yang bernilai tinggi. Nama ‘Hahoe’ berasal dari nama desa tempat topeng-topeng itu dibuat.
Topeng ‘Hahoe’ terdiri dari 12 topeng manusia dengan berbagai perannya, mulai dari bangsawan, cendekiawan, nenek, pengantin, bujangan, sekaligus dua sosok binatang. Setiap topeng pun punya ciri khas. Topeng bangsawan, cendekiawan dan penjagal misalnya, dibuat denan rahang terpisah – seperti struktur rahang manusia. Dengan begitu, ketika topeng dipakai, si penggunanya bisa tetap berekspresi.
Dari semua topeng Hahoe, topeng bangsawan atau 'Yangban' adalah topeng yang paling khas. Topeng inilah yang dianggap sebagai mahakarya seni topeng – dengan wajah yang menunjukkan kesombongan, sekaligus ketenangan. Rahang topeng yang terpisah dan dihubungkan tali membuat topeng ini bisa terlihat marah maupun tersenyum.
Sang bangsawan punya pelayan yang digambarkan sebagi topeng 'Choraeng-i' dan ‘Imae’. 'Choraeng-i' perannya mengejek dan kerap menghina tuannya. Wajahnya tidak serius dan kelihatan tidak puas dengan dirinya, yang digambarkan dengan bibir yang tipis dan bengkok. Ia juga digambarkan sangat keras kepala dan tidak mendukung tuannya. Hidungnya yang pesek menandakan ia orang yang tidak sabar.
Sedangkan topeng 'Imae' tidak berdagu. Ia digambarkan sebagai orang yang naïf karena bentuk hidungnya yang bengkok dan matanya yang sayu. Senyumannya tidak hanya menggambarkan ia bodoh tapi juga naïf.
Selain itu, ada topeng nenek yang disebut 'Halmi'. Bentuknya agak mendongak dan dagunya menonjol serta matanya bulat menonjol. Topeng Biksu atau ‘Junk’ digambarkan sedang tertawa licik. Matanya terlihat seperti bulan sabit dan ada kerutan di bawah matanya.
Ada juga topeng binatang yang merupakan penyederhanaan dari wajah singa dan dihiasi dengan bulu burung. Dia atas panggung, topeng ini bertugas menstabilkan dan melindungi tempat pertunjukkan dari hantu jahat.
Semua topeng ‘Hahoe’ terbuat dari pohon alder dan dibuat di pertengah dinasti 'Goryeo' (918-1392). Dulu Topeng Hahoe disimpan di desa Hahoe tapi sejak dinyatakan sebagai warisan dunia, topeng-topeng berharga itu di simpan di Museum Nasional Korea.
(asianhistory.about.com, www.trendkorean.com)
Korea dan Maha Karya Seni Topeng Hahoe
Topeng memainkan peran penting di kehidupan masyarakat Korea Selatan

INDONESIA
Sabtu, 29 Jun 2013 15:16 WIB

Seni Topeng Hahoe, seni topeng tradisional Korea Selatan
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai