Bagikan:

Para Ibu di India Ketakutan Pasca Pemerkosaan terhadap Gadis 5 Tahun

Empat bulan setelah pemerkosaan beramai-ramai atas seorang perempuan muda di New Delhi, rakyat India kembali marah atas terjadinya pemerkosaan brutal berikutnya. Kali ini korbannya gadis kecil berusia 5 tahun...ia dikurung, dipukuli dan diperkosa.

INDONESIA

Rabu, 08 Mei 2013 19:39 WIB

Para Ibu di India Ketakutan Pasca Pemerkosaan terhadap Gadis 5 Tahun

Pemerkosaan gadis 5 tahun di India, gadis kecil diperkosa di India, kekerasan seksual di India, penanganan polisi Delhi atas kasus pemerkosaan, Bismillah Geelani

Ratusan pengunjuk rasa bentrok dengan polisi di luar markas kepolisian di New Delhi.

Mereka mencoba memindahkan barikade dan menuntut pencopotan komisaris polisi Delhi secepatnya.

Salah satu pengunjuk rasa, Ranjana Kumari

“Tidak ada rasa takut. Ini tidak membuat pelaku berhenti. Kami melihat ketidaksensitifan polisi. Mereka menutup pikiran mereka dan ini tidak bisa diterima.”

Protes serupa juga digelar di luar gedung Parlemen, kediaman Perdana Menteri, dan beberapa kota lainnya.

Protes-protes itu muncul menyusul kasus pemerkosaan anak perempuan berusia 5 tahun di Delhi.

Menurut orangtuanya, gadis itu diculik ketika sedang bermain di luar rumah. Keluarganya menemukan dia dua hari kemudian, terkunci di rumah tetangga dan bersimbah darah.

Pemeriksaan medis mengkonfirmasi kalau dia diperkosa dan alat kelaminnya mengalami luka berat.

R K Basal, ahli bedah di Rumah Sakit Swami Dayanand, New delhi.

“Kami menemukan botol minyak rambut ukuran 200 ml dan beberapa batang lilin di alat kelaminnya. Ini merobek dinding belakang vaginanya dan lukannya begitu dalam hingga ke saluran anal.”

Bansal juga mengatakan ada tanda-tanda lain di tubuh anak itu yang mengindikasikan kalau sang pemerkosa berusaha membunuhnya.

Orangtunya mengatakan awalnya polisi menolak mendaftarkan kasusnya dalam laporan orang hilang.

Polisi lalu menawarkan sejumlah uang kepada mereka agar mereka bungkam setelah mengetahui apa yang menimpa gadis itu.

“Mereka bilang, mengapa kalian begitu meributkan hal ini? Apa yang bisa dilakukan? Jangan bilang siapa-siapa karena mereka tak bisa melakukan apapun. Lalu mereka memberi kami uang dan bilang simpan uang ini, belilah makanan dan rawat anak-anak kalian.”

Isu ini mengejutkan Parlemen. Partai oposisi mengecam pemerintah karena memburuknya  situasi hukum dan ketertiban di ibukota. 

Simriti Irani, anggota Parlemen dari partai oposisi, BJP.

“Saya juga ibu dari seorang putri berusia 9 tahun dan saya tidak bisa duduk tenang di sini kecuali saya menelfon untuk memastikan putri saya baik-baik saja. Semua perempuan bekerja seperti saya dan juga ibu rumah tangga, cemas apakah anaknya akan pulang ke rumah dari sekolah dengan selamat. Setiap orang India sekarang ini takut dan bertanya-tanya apakah anak-anak mereka akan dilindungi? Mereka punya hak untuk hidup tanpa rasa takut, tapi bisa tetap amankah dimana pun mereka berada?”

Polisi telah menangkap dua orang yang diduga sebagai pelaku pemerkosaan.

Pemerintah juga telah mengambil langkah terhadap beberapa petugas yang tidak menanggapi keluhan orangtua korban pemerkosaan, menyuap mereka, dan menganiaya pengunjuk rasa perempuan.

Banyak pembuat kebijakan juga menuntut pengunduran diri Komisaris Polisi Delhi.

Tapi Komisaris Neeraj Kumar menolak untuk mengundurkan diri.

“Masalahnya adalah kebejatan mental, psikopat dan sakit jiwa dan ini tidak akan selesai dengan pengunduran diri siapa pun, apalagi kepala kepolisian.”

India belum lama ini mengenalkan hukum yang lebih berat untuk mengatasi meningkatnya kasus kejahatan seksual terhadap perempuan.

Pemerintah juga mengimplementasikan beberapa langkah keamanan masyarakat untuk perempuan, menyusul kemarahan publik terhadap pemerkosaan beramai-ramai terhadap seorang perempuan muda di Delhi.

Tapi jumlah serangan seksual meningkatkan drastis...dan anak-anaklah yang jadi korban.

Aktivis sosial, Albeena Shekel, mengatakan apa yang terjadi saat ini dampak dari meningkatnya partisipasi perempuan dalam kehidupan masyarakat. 

“Telah terjadi pembalikan peran perempuan. Selama ribuan tahun aktivitas mereka terbatas hanya di rumah, merawat anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Tapi sekarang mereka berpartisipasi dalam kehidupan publik sebagai intelektual, profesional dan pemimpin. Di satu sisi, mereka menuntut hak-hak mereka di dunia luar, sementara di sisi lain mereka menyuarakan keberatan mereka atas beban tambahan pekerjaaan di rumah dan sedang mencari perubahan. Ada penolakan yang kuat terhadap perubahan ini dan kekerasan seksual adalah cara untuk mengingatkan mereka kembali, kalau mereka hanya dibuat untuk seks dan bukan hal lain.”

Di semua aksi unjuk rasa baru-baru ini, termasuk yang timbul untuk merespon pemerkosaan beramai-ramai tahun lalu, kemarahan publik diarahkan pada polisi.

Juga berkembang tuntutan masyarakat untuk melakukan reformasi polisi secara radikal, tapi para analis mengatakan tidak adil untuk menyalahkan polisi atas semua insiden itu.

Manoj Kumar Jha, dosen sosiologi di Universitas Delhi.

“Ketika kita protes soal masalah ini, kita menyoroti sejumlah lembaga seperti kepolisian, politisi dan parlemen, menyoroti kelemahan mereka. Tapi yang tak kalah penting adalah kita juga memegang cermin yang memantulkan bayangan kita. Karena kita tahu lebih dari 90 persen dari insiden ini terjadi di balik pintu tertutup, di dalam rumah kita, melibatkan orang-orang yang dikenal korban. Itu bukan kegagalan polisi, itu kegagalan kita mengubah pola pikir tertentu.”



Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending