Bagikan:

Kampaye Pemilu di Dunia Maya ala Pakistan

Rakyat Pakistan akan melangsungkan pesta demokrasi pada 11 Mei mendatang. Karena menghadapi ancaman kekerasan dari militan, para politisi memilih berkampanye di dunia maya.

INDONESIA

Rabu, 22 Mei 2013 15:47 WIB

Kampaye Pemilu di Dunia Maya ala Pakistan

Pemilu Pakistan, Media sosial Pakistan, Pemilu media sosial Pakistan, militan

Taman Nashtar biasanya menjadi tempat utama kampanye pemilu di Karachi.

Tapi tahun ini berbeda... tidak ada pertemuan besar atau bendera di jalanan.

Menurut Javed Akhtar, 45 tahun, suasananya tidak seperti mau Pemilu.

“Biasanya ada pertemuan besar-besaran dan bersejarah. Pemilu tinggal beberapa hari lagi tapi sejauh ini belum ada pertemuan yang digelar. Karachi jadi sepi karena terorisme menguasai jalanan. Bom meledak dimana-mana. Masyarakat takut meninggalkan rumah mereka.”

Taliban Pakistan melakukan sejumlah serangan berdarah menjelang pemilu dengan target partai politik yang sekuler.

Sejak awal April, Taliban telah menewaskan sedikitnya 60 orang dalam serangan terhadap politisi  dan aktivis partai.

Baru-baru ini para pemimpin partai politik sekuler menekan pemerintah agar memberikan perlindungan penuh selama proses pemilu. Mereka bahkan menutup kantor mereka supaya tak diserang.

Pemimpin lokal Partai Nasional Awami, Zaman Chakarzai, ada di daftar utama militan.

“Partai kami sudah menghentikan semua aktivitas di seluruh negeri karena ancaman keamanan yang serius. Banyak pemimpin kami dibunuh. Jadi kami sekarang mempromosikan aktivitas kami lewat situs jejaring sosial, termasuk saya.”

Facebook dan Twitter sangat populer di kalangan politisi saat ini.

Maryam Anwar sedang sibuk mempersiapkan kampanye online bagi Tehrik-e-Insaf Pakistan. Mereka ingin menarik dukungan dari kelompok perempuan dan anak muda perkotaan.

Partai inilah yang pertama kali secara intensif menggunakan Facebook.

“Dulu Anda memasang poster, billboard dan sejenisnya. Sekarang Anda tidak perlu lagi melakukannya karena bila Anda ingin pesan Anda sampai ke seluruh negeri, Anda bisa mengirimnya lewat pesan singkat atau Facebook. Anda juga bisa menyalin artikel-artikel untuk meyakinkan masyarakat. Ini membuat masyarakat bisa memeriksanya sendiri dan percaya pada Anda.”

Sekitar 8 juta rakyat Pakistan menggunakan Facebook sementara ada 2 juta orang aktif di Twitter.

Angka pengguna internet naik 7 persen setiap tahunnya.

Kampanye di dunia maya lebih aman dan ini bisa menjangkau lebih banyak pendengar.

“Di Facebook, kita bisa menjangkau 400 hingga 500 orang. Jika ini sebuah acara yang sudah direncanakan, lalu diumumkan lewat media sosial maka kita bisa mengumpulkan massa dengan cepat. Sejauh  ini jejaring sosial bisa menjangkau hingga 600 orang .. dan ini bisa bertambah dengan cepat karena ke 600 orang itu bisa menyebarkannya ke 600 orang lainnya. Ini seperti gelombang.”

Tapi lebih dari 60 persen penduduk negeri itu buta huruf dan tidak memakai internet.

Orang-orang seperti Javed Akhtar jadi tak bisa menangkap pesan yang ingin disampaikan partai politik.

“Kampanye terjadi di dunia maya dan hanya orang-orang yang punya komputer lah yang bisa tahu. Saya hanya bisa melihatnya di TV ketika ada beberapa partai muncul. Saya hanya tahu kandidat dari daerah saya.”
Shahid Abbasi adalah editor situs berita independen pertama di negeri itu, The News Tribe.

Kata dia, kampanye online harus dibarengi dengan kampanye  di lapangan.

“Sosial media tidak ada gunanya jika tidak dibarengi dengan aktivitas atau kemunculan secara langsung di hadapan masyarakat. Kalau keduanya dilakukan, maka itu akan jadi alat komunikasi yang bagus untuk membuat masyarakat makin kuat dan bisa merealisasikan janji kampanye itu.”

Tapi kehadiran kampanye online yang kuat masih dibutuhkan...

Khurrum Abdur Razaq adalah kepala departemen  media sosial partai Islam terbesar di Pakistan.

Ia mengatakan media sosial bisa menjangkau orang-orang yang tidak pernah tertarik dengan politik.

“Media sosial juga menjadi pesaing media konvensional di negeri ini dan media sosial jauh lebih kuat.”


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending