Selama puluhan tahun, hutan Indonesia dikuasai para pembalak kayu.
Sejumlah kampanye untuk menghentikan pembalakan liar dan perusakan lahan yang kaya karbon kini membuahkan hasil.
Salah satu perusahaan pulp dan kertas terbesar di dunia, Asia Pulp and Paper, menyatakan tidak akan membuka lahan lagi di kawasan hutan alam.
APP adalah perusahaan ketiga terbesar di dunia yang bergerak di bidang itu, menjual produknya ke 65 negara.
Sejumlah kelompok pelestari lingkungan menuding perusahaan tersebut melakukan pembalakan liar yang mengancam spesies yang dilindungi, serta secara langsung mengancam keberadaan harimau Sumatera yang terancam punah.
“Ini memang hal yang besar, dan kalau mereka serius dengan komitmen ini, menurut saya gerakan konservasi lingkungan bakal menghargainya. Dan menurut saya, kita perlu bekerja sama. Bukan saja APP tapi juga kelompok-kelompok lainnya dan semua pemegang saham. Tapi menurut saya kita harus mengklarifikasi lagi apakah komitmen itu sungguh-sungguh atau tidak.”
Q. Apa yang membuat Anda curiga kalau janji-janji ini tidak akan ditepati?
“Sudah ada sejarah panjang janji yang tidak ditepati. APP sudah beberapa kali berkomitmen untuk menghentikan 100 persen pembukaan lahan di kawasan hutan alam. Mereka sudah menentukan hal itu pada 2004. Tapi meleset. Lalu menjanjikan hal yang sama untuk 2007. Meleset lagi. Setelah itu membuat janji yang sama di tahun 2009. Mereka tidak tepati juga. Sudah ada catatan kalau APP tidak memenuhi komitmennya. Jadi, menurut saya, tidak salah kalau masyarakat madani dan sejumlah kelompok lingkungan kali ini agak curiga, kalau hal yang sama bakal terjadi.”
Q. Setelah membuat pengumuman besar seperti ini, apakah ini membuat mereka bertanggung jawab pada masyarakat?
“Ya. Dan menurut saya, ini hal yang bagus untuk mereka. Jadi ini komitmen yang baik bagi mereka. Tapi menurut saya, kita berhak untuk bersikap sedikit spekulatif. Kami akan memverifikasi hal ini di lapangan. Dan kalau kami menemukan bahwa pembukaan lahan di hutan alam betul-betul sudah dilakukan, buldoser sudah berhenti beroperasi, maka kami akan menyatakan itu.”
Q. APP sudah meminta satu kelompok, Forest Trust, yang akan membuat penilaian tersebut. Apakah kelompok ini bisa dipercaya?
“Kami hanya percaya pada pihak ketiga yang independen. Sekarang Forest Trust lebih berperan sebagai konsultan yang dikontrak oleh APP. Tapi menurut saya mereka tidak memehuhi syarat sebagai pihak ketiga yang independen yang akan melakukan pengawasan di sana.”
Perusahaan Asia Pulp and Paper Bakal Berhenti Membabat Hutan Alam

INDONESIA
Sabtu, 20 Apr 2013 11:37 WIB

indonesia, hutan, Asia Pulp and Paper, deforestasi, George Roberts Radio Australia
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai