Bagikan:

Malaysia Berperang Lawan TBC

Tanggal 24 Maret diperingati sebagai Hari Tuberculosis Dunia. Acara yang berlangsung di seluruh dunia ini bermaksud mendongkrak kesadaran publik atas TBC dan upaya yang dilakukan untuk mencegah dan mengobati penyakit ini.

INDONESIA

Kamis, 11 Apr 2013 14:10 WIB

Author

Nabila Ali

Malaysia Berperang Lawan TBC

Malaysia TB, Nabila Ali Malaysiakini

Tanggal 24 Maret diperingati sebagai Hari Tuberculosis Dunia.

Acara yang berlangsung di seluruh dunia ini bermaksud mendongkrak kesadaran publik atas TBC dan upaya yang dilakukan untuk mencegah dan mengobati penyakit ini.

TBC adalah penyakit infeksi yang membunuh banyak orang di seluruh dunia.

Penyakit ini menyebar lewat udara saat pasien berinteraksi, batuk, bersin atau tertawa.

Seorang pengidap TBC akan batuk-batuk selama lebih dari dua minggu.

Tahun 50an, TBC menjadi pembunuh nomor satu di Malaysia.

Untuk mengatasi penyakit ini, program pengendalian TBC nasional diluncurkan tahun 1960an...dan ini berjalan sukses.

Tapi kini para dokter prihatin dengan meningkatnya kasus TBC dalam beberapa tahun terakhir.

Datuk DR Abdul Razak adalah Direktur Institut Pernapasan.

“Tahun 90 jumlahnya meningkat bersamaan dengan kasus HIV dan bila kita lihat kasus  Tuberculosis dalam dua tahun terakhir, tercatat 20 ribu kasus baru. Jumlah ini naik dari 5 – 6 tahun lalu.”

Banyak orang Malaysia yang belum paham soal TBC dan mengira itu ada hubungannya dengan merokok.

“Menurut saya orang tidak begitu mengenal TBC karena dampaknya muncul cukup lama. Saya harap masyarakat tahu kalau tuberculosis masih ada dan penyebabnya adalah kuman bukan air kotor atau rokok.” 

Dan banyak yang tak mengenali gejalanya, kata Aishah yang berusia 64 tahun.

“Saya membaca soal TBC dan bahayanya. Tapi saya tidak hati-hati karena saya pikir saya tidak akan terjangkit. Tapi saat saya kena TBC, saya baru menyadari kalau ada gejala yang ditunjukkan tubuh kalau saya terinfeksi TBC.”

Beberapa orang menyalahkan imigran ilegal yang masuk ke Malaysia tanpa tes kesehatan sebagai penyebab meningkatnya kasus TBC setiap harinya di negara itu.

Jumlah kasus di Negara Bagian Sabah lebih banyak karena tingginya jumlah imigran yang masuk dari Indonesia dan Filipina.

Pendatang legal dites TBC saat tiba dan langsung dipulangkan bila kedapatan terinfeksi. Tapi Sabah punya populasi pendatang ilegal yang sangat besar.

Ada juga kasus di mana TBC terlambat didetaksi.

“Kadang baik pasien dan dokter sama-sama salah. Dokter mungkin menduga itu TB dan menyarankan pasien untuk dirontgen. Mungkin pasien tidak mengikuti saran itu atau melakukannya setelah beberapa waktu. Dan dokter yang merawat mungkin tidak punya mesin rontgen untuk memeriksa tuberculosis. Jadi kedua pihak punya kelemahan.”

Dalam mengobati penyakit infeksi ini, Malaysia adalah satu dari sedikit negara di dunia yang menyediakan pengobatan gratis bagi pasien dengan Tuberculosis.

“Walau mereka datang dari Indonesia, Bangladesh, Nepal atau Myanmar, kami akan mengobati mereka dengan gratis. Dan setelah mereka sembuh, kami akan mengembalikannya ke negara asal.”

Berbagai program dan kampanye untuk memerangi tuberculosis akan dilakukan pemerintah untuk menandai hari TBC, agar masyarakat mendapat pengetahuan soal penyakit ini.



Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending