Bagikan:

Sinagog Tertua di Myanmar Jadi Objek Wisata

Musmeah Yeshua adalah Sinagog yang dapat bertahan paling lama di Myanmar.

INDONESIA

Selasa, 11 Mar 2014 11:30 WIB

Author

Zaw Htet DVB

Sinagog Tertua di Myanmar Jadi Objek Wisata

Burma, Musmeah Yeshua, Sinagog, Myanmar, Zaw Htet DVB

Musmeah Yeshua adalah Sinagog yang dapat bertahan paling lama di Myanmar.


Sinagog yang terletak di pusat kota itu telah berdiri selama lebih dari 100 tahun. Pada masa kejayaannya, tempat ibadah ini bisa menampung hingga 2500 orang Yahudi.


Namun meningkatnya angka parawisata membuat Sinagog tersebut menjadi pusat perhatian.


“Wisatawan dari Jerman dan Eropa terkejut saat mengetahui ada Sinagog di negara seperti Burma. Kami merasa bangga sekali.”


Sammy Samuel adalah juru bicara Sinagog Musmeah Yeshua.


Sinagog ini terletak di antara toko-toko cat India dan pusat pedagang kaki lima kaum Muslim dan sudah berusia 120 tahun.


Beberapa tahun lalu, tidak ada seorang pun yang mengunjungi tempat ini.


Namun berkat meningkatnya angka pariwisata, Sinagog ini menjadi salah satu daya tarik wisatawan.




“Di masa lampau, ada sekitar 4-5 pengunjung di hari-hari sibuk. Tapi sekarang jumlah pengunjungnya sekitar 50-60 orang setiap harinya.”


Sinagog itu adalah satu dari 188 bangunan bersejarah di kota.


Dan menyimpan dua gulungan Kitab Taurat yang terbuat dari kulit.


Sekitar tahun 1850, kaum Yahudi meninggalkan Myanmar. 


Mereka adalah pedagang yang mengekspor beras dan kayu jati ke timur tengah dan India.


Perdagangan itu terbilang cukup ramai dan satu dekade kemudian jumlah komunitas Yahudi di Kota Yangon cukup besar – sekitar 2500 orang.


“Saat itu, mereka hidup bahagia. Anak-anak juga merasa senang. Ketika Jepang datang, populasi mereka secara perlahan berkurang.”


Saat Jepang menduduki Yangon pada perang dunia kedua, sebagian besar orang Yahudi melarikan diri. Saat ini jumlah orang Yahudi diseluruh negeri hanya sekitar 20 orang saja. 


Salah seorang pengunjung adalah Danny Eyal.


“Kehidupan kaum Yahudi yang tinggal kenangan. Hanya ada pemilik dan beberapa orang saja yang jumlahnya sekitar lima orang. Itu saja. Di satu sisi, sangat menyedihkan karena kehidupan kaum Yahudi sudah tidak bisa ditemukan lagi. Tapi di sisi lain saya sangat senang tempat ini terus dilestarikan.”


Bangunan Sinagog itu masih menjadi pusat kegiatan masyarakat. 


Sammy mengatakan sinagog itu kerap menyelenggarakan pertemuan budaya dan juga festival-festival sepanjang tahun, mendatangkan orang-orang dari latar belakang agama yang berbeda.


“Biasanya hanya orang-orang Yahudi saja yang datang ke tempat ini. Tapi sekarang kami juga kedatangan kaum Muslim, Kristiani, orang Jepang dan Cina – hampir semuanya!”


Dan Yahudi dari seluruh pelosok dunia datang untuk berdoa di Sinagog ini.


Jeffery dan Norman adalah turis Yahudi yang berasal dari London. 


“Kami bertemu orang yang berasal dari Israel, Amerika dan London yang datang ke sini begitu mereka mengetahui adanya Sinagog. Mereka berusaha untuk tetap menghidupkan tempat ini. Semoga saja akan lebih banyak lagi orang berdatangan...”

“Semoga tempat ini akan ramai kembali...”

“Ya.”


Keluarga Sammy Samuel telah menjaga Sinagog ini selama beberapa generasi. 


“Bagi keluarga kami Sinagog ini sangat penting. Saat kakek saya masih hidup, dia meminta ayah saya berjanji akan terus menjaga Sinagog ini seumur hidupnya. Jika Sinagog ditutup, maka tidak ada seorang pun yang tahu mengenai agama Yahudi.”


Saat ketegangan memuncak dan kekerasan terus berlangsung di seluruh pelosok Myanmar, Sinagog menjadi lambang bahwa semua agama dapat hidup damai dan hidup berdampingan.



Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending