Bagikan:

Malaporkan Keberagaman di ASEAN

Tapi kawasan ini begitu beragam sehingga perselisihan antara anggota ASEAN tampaknya akan terus berlangsung.

INDONESIA

Sabtu, 08 Mar 2014 15:39 WIB

Malaporkan Keberagaman di ASEAN

Indonesia, ASEAN, Media, Keberagaman Budaya, Guruh Riyanto

Tahun depan 10 negara anggota ASEAN akan bersatu sebagai kawasan tanpa batas – menjadi Masyarakat ASEAN. 


Tapi kawasan ini begitu beragam sehingga perselisihan antara anggota ASEAN tampaknya akan terus berlangsung.


Seperti penyerangan orang Buddha terhadap Muslim di Burma...orang Malaysia yang menyiksa pekerja migran asal Indonesia... hingga perampasan lahan oleh pemerintah di Kamboja... 

 

Ketua Komisi HAM PBB baru-baru ini mendesak Burma untuk menginvestigasi laporan soal puluhan orang Muslim Rohingya yang dibunuh dalam serangan yang dilakukan orang Buddha di negara bagian Rakhine.  


Sejak Juni 2012, di negara itu telah terjadi beberapa kali aksi kekerasan yang menjadikan minoritas Muslim sebagai targetnya. 


Aye Chan Naing, kepala editor di media independen, Democratic Voice of Burma, mengatakan bukan hal yang mudah bagi mereka untuk melaporkan kejadian itu.  


“Jurnalis kami diancam untuk tidak melaporkan konflik agama itu. Misalnya konflik agama di bagian Barat Burma, antara Muslim dan orang Buddha. Dimana kelompok minoritas Rohingya didorong keluar dari negeri ini dengan membakar desa-desa mereka. Tapi kapanpun kami melaporkan kejadian itu, kami diserang. 20 tahun lalu kami tahu siapa yang tidak suka laporan kami yaitu pemerintah. Tapi sekarang, situasinya berbeda. Kami tidak tahu lagi siapa yang tidak suka berita kami.”


Dan tidak hanya jurnalis lokal yang menghadapi masalah dalam melaporkan konflik ini. 


Ketika berita tentang konflik merebak, para jurnalis dari berbagai negara di kawasan ini menghadapi masalah serupa.


Sharaad Kuttan, produser radio dari BFM Malaysia mengatakan ini terletak pada apa yang dia sebut “budaya kesopanan’ di kawasan. 


“Masalah lain bagi keberagaman di Malaysia dan juga di kawasan ini adalah budaya kesopanan, kebijakan tanpa intervensi, dan pertanyaan tentang siapa yang berhak bicara tentang masalah orang lain. Apakah saya punya hak untuk bicara tentang masalah Anda? Anda mungkin sangat pandai bicara tentang hal ini, tapi ketika bos saya di Malaysia mengatakan kepada Anda di Myanmar, “Apa yang Anda lakukan untuk minoritas Muslim Anda?” Anda mungkin berpikir, Anda siapa bisa bicara seperti itu? Anda tidak tahu banyak dan tidak punya konteks dan bukan Anda yang harusnya memberi saya hak untuk bicara.”


Diskusi ini dihadari perwakilan dari media negara dan media independen yang berdiskusi soal bagaimana memastikan pelaporan yang berimbang soal isu-isu yang mempengaruhi kawasan Asia Tenggara. 


Semua sepakat bahwa profesionalisme tingkat tinggi bisa membantu mengatasi tantangan ini. 


Deputi Direktur radio pemerintah Vietnam, Cam Hoa Pho, mengatakan media harus berdiri di luar semua kelompok.


“Di Vietnam kami memiliki 54 suku dan satu etnis mayoritas, yaitu suku Viet. Media punya peran yang sangat penting dalam melestarikan keragaman budaya. Dan di kantor, kami punya banyak perwakilan dari kelompok-kelompok ini. Dengan cara ini, kami bisa memahami posisi etnis minoritas dan menjadi penghubung antara berita kami dengan mereka.”


Tahun depan, 10 negara anggota ASEAN akan menjadi salah satu pasar bersama raksasa. 


Orang-orang akan lebih mudah melakukan perjalanan antarnegara dan kawasan ini akan menjadi lebih dinamis. 


Dan media memainkan peran penting dalam menciptakan pemahaman bersama di antara negara-negara ini kata Danny Lee, Direktur Urusan Pengembangan Masyarakat Sekretariat ASEAN.


Dia mengatakan keberagaman berjalan dalam dua cara.


“Secara resmi pemerintahan negara-negara di ASEAN tidak saling campur tangan urusan pemerintahan negara lain. Tapi media berbeda. Dalam keberagaman itu akan ada yang setuju dan tidak. Ini juga bagian dari lanskap. Karena itu, ada alasan tidak adanya jawaban tunggal. Ketika Anda punya jawaban seragam, tidak semua akan senang. Anda memberi banyak jawaban yang berbeda yang bisa diambil sesuai kesukaan seseorang.”


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending