Bagikan:

Perburuan Berlanjut terhadap Pemberontak Sabah yang Masih Bertahan

Militer Malaysia telah memperluas perburuannya terhadap milisi Muslim Filipina di Negara Bagian Sabah di Pulau Kalimantan.

INDONESIA

Selasa, 26 Mar 2013 20:58 WIB

Perburuan Berlanjut terhadap Pemberontak Sabah yang Masih Bertahan

Malaysia Sulu conflict, Sen Lam Radio Australia, Sabah

Militer Malaysia telah memperluas perburuannya terhadap milisi Muslim Filipina di Negara Bagian Sabah di Pulau Kalimantan.

Dan Sultan Sulu pekan ini meminta gencatan senjata di Sabah setelah jatuh korban dari pihak mereka.

Operasi ‘pembersihan’ diperluas ini diikuti serangan habis-habisan dengan menggunakan jet tempur, mortar dan ratusan tentara.

Kegagalan otoritas keamanan untuk mengakhiri krisis yang dimulai tiga pekan lalu ini, membuat canggung secara politik Pemerintahan Perdana Menteri Najib Razak, padahal pemilu rencananya akan digelar pertengahan tahun ini.

Polisi Malaysia menutup rapat informasi soal jumlah korban, tapi laporan di lapangan menyebutkan sedikitnya 27 orang telah tewas sejak pengepungan yang dimulai pada pertengahan Februari lalu.

Sen Lam dari Radio Australia berbicara dengan Yong Kai Ping, CEO Kini-TV di Kuala Lumpur, yang terus mengikuti perkembangan situasi di Lahad Datu.

“Setelah serangan udara kemarin pagi, polisi menandai wilayah seluas  4 kilometer sebagai area terbatas. Di sana mereka melakukan operasi, mengusir atau menangkap orang-orang yang disebut penyusup Sulu. Dan saat jumpa pers Rabu lalu Menteri Pertahanan menunjukkan gambar 13 mayat tentara Sulu.”
 
Q. Apakah pemerintah menyebutkan apa yang terjadi dengan milisi Filipina yang lain? Apakah mereka melarikan diri ke laut atau masih mengintai di perkebunan kelapa sawit ?

“Saya pikir mereka memperluas area terbatas atau 'zona merah' karena Kepolisian Malaysia menyatakan beberapa penyusup melarikan diri. Mereka tidak mau banyak bicara sehingga sangat sedikit informasi yang kita dapat dari pihak berwenang.”

Q. Apa ada korban dari pihak Malaysia?

“Saya pikir angka resminya masih 'dua-plus-enam' dalam dua insiden - semuanya polisi di dua daerah yang berbeda. Dua polisi ditembak mati di Lahad Datu, dan enam polisi disergap di Semporna.”

Q. Dan tentu saja Anda punya wartawan di lapangan, di Sabah, terutama di Lahad Datu. Apa kata Penduduk Sabah soal cara pemerintah federal menangani pengepungan tiga minggu ini? Apakah Penduduk Sabah sudah muak karena ini berlangsung begitu lama?

“Menurut saya perasaan umum yang muncul adalah ketakutan dan beredarnya banyak rumor yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Saya pikir pemerintah belum mampu memberikan gambaran yang jelas pada masyarakat. Ini yang mendorong munculnya ketakutan.  Dan ketakutan itu mungkin menyebar ke daerah lain, karena beberapa orang mulai menimbun makanan dan air. Pihak berwenang belum bisa membereskan masalah ini.”

Q. Masalah imigrasi ilegal orang Muslim Filipina ke Sabah selama ini pasti dibahas juga. Bisa Anda ceritakan soal itu? Mengapa ini jadi begitu rumit?

“Banyak orang yang menyalahkan atau mengatakan semua masalah sudah berlangsung sejak lama. Semuanya dikaitkan dengan proyek 'IC', yang  diberikan kepada imigran Sabah. “

Q. Maksudnya IC itu kartu identitas?

“Proyek kartu identitas, yang disebut 'Proyek M' atau 'Proyek Mahathir'. Tujuannya agar negara bagian ini, yang saat ini dikendalikan oposisi Malaysia, bisa dikuasai UMNO. Banyak yang mempertanyakan tingginya angka pertumbuhan penduduk di Sabah. Selama beberapa dekade terakhir pertumbuhannya mencapai 300 persen.”

Q. Dan ada dugaan bahwa orang Muslim dari Filipina Selatan ini diberi kartu identitas, dengan imbalan suara mereka saat pemilu?
 
“Ya, kartu itu ditukar dengan suara dalam pemilu. Sedangkan masalah lainnya adalah penduduk setempat yang mayoritas adalah orang Kadazans dan beragama Kristen. Menurut saya, ada dugaan di lapangan kalau mereka, orang-orang UMNO, sedang mendorong lebih banyak orang Muslim masuk negara bagian itu. Tujuannya agar bisa mendukung UMNO yang mewakili bumiputera atau orang Melayu. Itu celah politik dalam masalah ini. Dan dengan bertambahnya perbatasan yang tidak diawasi, orang-orang Filipina bisa keluar masuk dengan mudah.”


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending