Bagikan:

Kaum Muda Nagaland Memperjuangkan Kemerdekaan di Dunia Maya

Konflik etnis tertua di India berlangsung di Negara Bagian Nagaland di bagian Timur Laut.

INDONESIA

Sabtu, 30 Mar 2013 21:42 WIB

Kaum Muda Nagaland Memperjuangkan Kemerdekaan di Dunia Maya

India Nagaland, Felix Gaedtke and Gayatri Parameswaran, Nagaland State

Konflik etnis tertua di India berlangsung di Negara Bagian Nagaland di bagian Timur Laut.

Kelompok separatis Naga mendeklarasikan kemerdekaannya dari India beberapa jam sebelum negara itu memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1947. Sejak itu ribuan orang tewas.

Tapi kini kaum muda Naga beralih ke Internet untuk memperdebatkan apakah kemerdekaan adalah jalan yang betul-betul ingin dipilih.

Nagaland adalah sebuah negara bagian dengan penduduk dua juta jiwa, yang saat ini diperintah India.

Namun sejak 1947 mulai muncul gerakan untuk merdeka.

Dewan Nasional Naga, yang kini dikenal sebagai Pemerintah Federal Nagaland (FGN), adalah penggagas gerakan tersebut.

Lhouvitsu, juru bicara FGN.

“Bahkan sebelum India menjadi negara, para pemimpin kami pergi ke Delhi untuk bertemu Mahatma Gandhi dan mengatakan padanya 'Anda tidak perlu bingung. Naga itu terpisah dan tetap akan terpisah. Kami tidak akan bergabung dengan Anda.' Dan jawaban Mahatma Gandhi adalah 'Kalian punya hak untuk merdeka'.”
     
Meski begitu, India mengirimkan militernya ke Nagaland dari tahun 1950an sampai sekarang.

“Kami masih hidup dalam ketakutan terhadap kekejaman tentara India. Kami tidak bisa hidup dengan bebas. Kami juga tidak bisa menyuarakan hak-hak kami. Setiap kali kami lakukan itu, kami dipukuli.”

Selama bertahun-tahun kelompok pemberontak mengangkat senjata untuk memperjuangkan kemerdekaan.

Sejak tahun 1960an pemerintah India telah melakukan pembicaraan damai dan kesepakatan genjatan senjata dengan berbagai kelompok separatis.

Namun, konflik dengan intensitas rendah terus berlanjut.

Sebagian besar pennduduk Naga mengambil jarak dari perjuangan itu.

Dan Anda bisa temukan banyak orang muda yang kecewa dengan pejuang kemerdekaan mereka.

Robert Solo, seorang pemimpin kaum muda di Nagaland.

“Tapi sekarang beberapa orang muda muncul, yang sudah muak dengan korupsi dan kekerasan. Jadi sekarang mereka siap untuk perubahan. Saya kira di  Nagaland, akan ada agitasi massa yaitu protes terhadap korupsi. Masyarakat telah dibungkam selama bertahun-tahun tapi sekarang ada kebutuhan untuk menyuarakan kebenaran dan mengikuti apa yang benar. Dan rakyat juga sudah muak dengan kekerasan. Di mana-mana ada pertanyaan besar soal kepemimpinan. Kami tidak percaya pemimpin kami lagi.”

Kebungkaman yang telah lama berlangsung itu kini digantikan sebuah diskusi aktif di dunia maya.

Berbagai kelompok di Facebook seperti The Blog Naga, Naga Spear, She Naga, dan Nagalim Times menyediakan ruang, bagi kaum muda untuk bersuara – sesuatu yang dulu tidak pernah ada.

Peter Rutsa, admin The Naga Blog atau TNB di Facebook

“Di internet, kita bisa berdiskusi tentang berbagai topik sambil duduk di ruang keluarga atau di dapur. Jadi ini bisa diakses banyak orang, orang biasa yang tidak mampu untuk datang ke Kohima atau Dimapur, untuk menulis artikel yang mereka ingin bagi dengan masyarakat umum. Dan tidak hanya TNB, tapi orang-orang bisa masuk ke Facebook lewat ponsel dan ini lebih murah.”

Ada banyak perdebatan sengit dan argumen di forum di duina maya ini.

Satu hal yang membuat para peserta bersemangat adalah kurangnya persatuan di antara para pemimpin gerakan Naga.

Dan itu yang tampaknya menyatukan kaum muda Naga di dunia maya.

Esther Longchar, yang tinggal di Dimapur, membagikan pengalamannya.

“Sebagian besar generasi muda ingin bersatu. Kami punya beberapa blog seperti Nagablog dan situs berita, Morung Express dan Nagaland Post. Ada begitu banyak kelompok. Kami menyuarakan keinginan untuk bersatu sehingga kami seperti satu keluarga. Dan saat kami berdebat atau mengeluarkan pendapat bila kami salah, kami bisa mengubah pola pikir.”

Semua aktivitas dunia maya ini berdampak pada kehidupan nyata.

Kevin Yepthomi, penggemar Facebook lainnya menjelaskan.              

“Rumah sakit umum tidak dipelihara dengan baik oleh pemerintah. Tapi ketimbang hanya mengeluh dan membenci pemerintah seperti yang kita lakukan, lebih baik memberikan kesadaran di Facebook. Kami mengumpulkan uang serta benda-benda lainnya untuk pembangunan. Dengan cara itu kami mengumpulkan sekitar Rp 26 juta.”

Maret nanti, akan ada pemilihan Majelis di Nagaland.

Untuk itulah para komunitas Naga di dunia maya juga melakukan gerakan di dunia nyata.

The Naga Blog, sebuah kelompok Facebook dengan lebih dari 20 ribu anggota berkampanye, bertemu para menteri dan mengajukan pertanyaan sulit soal korupsi dan kekerasan di masyarakat Naga.

Inti penyelesain masalah yang dinanti adalah kemerdekaan.

Akankah gerakan dunia maya di Nagaland menjawab pertanyaan yang telah ada selama lebih dari 60 tahun itu? Mari kita tunggu dan lihat nanti.




Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending