Bagikan:

K-pop Menghebohkan Dunia

Musik Pop Korea atau K-pop sudah menyebar ke seantero dunia.

INDONESIA

Sabtu, 16 Mar 2013 00:25 WIB

Author

Ric Wasserman

K-pop Menghebohkan Dunia

Sweden K Pop, Ric Wasserman

Musik Pop Korea atau K-pop sudah menyebar ke seantero dunia.

Lewat video heboh, tarian yang menarik, dan dentuman lagu techno, K-pop menjadi ekspor budaya terbesar dari Asia, sejak sosok Bruce Lee mendunia.

Berbagai kerumunan orang yang besar bermunculan bersama, menari serentak diiringi lagu-lagu K-pop di berbagai tempat umum, di berbagai kota di seluruh benua.

Sejumlah SMS dikirim dan tempat pun ditentukan - untuk tari massal atau flash mob di satu lapangan pusat kota. 

30 menit kemudian, 400 orang tiba di sana. Tak lama, semuanya menari serentak mengikuti dentuman lagu “Gangnam Style” dari PSY.

Fenomena K-pop menarik perhatian jutaan anak muda di seluruh dunia dengan perpaduan tarian, pakaian, gaya dan musik.

Salah satu penyelenggara flash mob, Felix Wo, menuturkan K-pop adalah satu   penyeimbang dan alat yang tepat untuk mengumpulkan orang-orang.

“Ini menjadi suatu kebersamaan karena semua punya minat yang sama. Mereka tak hanya suka pada musiknya, tapi juga dengan tariannya.”

Tren K-pop sudah sangat populer dan berbagai klub malam pun ikut menyediakan hiburan ini...termasuk di Swedia.

Klub K-pop Nonstop baru saja dibuka, dan orang-orang yang ingin masuk ke dalam mengantri jauh sebelum klub malam itu dibuka.

DJ Seiji dari Tokyo sedang bersiap tampil di K-pop Nonstop Club malam ini.

Ia menjelaskan asal mula K-pop yang sekarang ini sebenarnya berawal dari tempat lain.

“Dulu ini dimulai di Jepang, tapi sekarang Korea yang memimpin. Saya kira ekonomi ikut membantu. Mereka punya banyak orisinalitas dalam musik.“

Tapi pop Korea sudah menunggu lama untuk mendunia. 

Lantai dansa modern diguncang oleh tarian Makarena di tahun 80-an.

Dan Madonna dengan gaya khas vouge.

Tapi kali ini berbeda....ini adalah epidemi musik.

K-pop sebenarnya berkembang selama lebih dari dua puluh tahun yang lalu.

Pada awal tahun 90-an musik atau video Korea hanya menampilkan orkestra dan penyanyi musik rakyat, di berbagai panggung besar yang menggunakan kostum tradisional.

Lalu pada 1995, satu perusahaan rekaman, SM Entertainment membuat satu resep baru: memadukan orang-orang muda yang berwajah manis dengan dentuman musik tekno yang menggoyangkan badan.

  

Dan semuanya dipadukan menjadi satu, dalam video yang sangat memukau dengan biaya produksi yang mahal.

Tapi orang-orang muda yang berbakat  di perusahaan itu harus terus ditambah dan diperbarui  lagi.

SM mencari para bintang yang berpotensi dan sudah mendirikan sejumlah sekolah K-pop. Di sana mereka yang ingin jadi bintang berlatih keras dalam teknik bernyanyi, menari sampai  teknik menggunakan mikrofon.

Bagi Korea Selatan, musik tak ubahnya industri ekspor yang menguntungkan.

Claudia Rios adalah salah satu pengurus K-pop club yang  pernah tinggal di Seoul. Ia menyaksikan bagaimana negeri itu bangkit baik dari segi ekonomi maupun musik.

“Industri musik di Korea sama seperti industri lainnya di Korea. Mereka selalu berusaha lebih baik, dengan video yang lebih baik lagi. Ketika saya tinggal di Korea, saya sering melihat ini. Orang sangat fokus untuk berinovasi dan mencapai yang lebih baik setiap hari. Saya kira ini tergambar juga di industri musik.”

Lalu datanglah lagu yang laris manis ini.

Lagu kondang yang dibawakan PSY berjudul ”Gangnam Style” sudah diklik lebih 500 juta kali di internet, kini ada di urutan pertama tangga lagu Inggris.

K-pop melejit menjadi sensasi musik, sehingga Korea menjadi terkenal dalam dunia musik. Dan tren itu berlanjut di ibukota Skandivania seperti di belahan dunia lainnya. 

Pengurus K-pop Nonstop Club bernama Xinga Li mengatakan, ini baru permulaan.

“Ini menyebar di dunia dan kita harus benar-benar siap terlibat dengan K-Pop di masa mendatang.”

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending