Pertumbuhan pengguna Facebook di Vietnam disebut-sebut sebagai yang terpesat di dunia.
Ini hanya satu tanda ledakan internet di Vietnam. Jutaan blogger bermunculan beberapa tahun terakhir.
Tapi, pertumbuhan pengguna laman dibarengi tumbuhnya intoleransi pemerintah.
Laporan utama baru-baru ini menunjukan blogger politis di Vietnam terus menjadi sasaran penahanan dan penyiksaan.
Vietnam adalah lahan subur bagi pertumbuhan pengguna internet.
Warga di sana menggunakan internet untuk mencari alternatif dari media-media pemerintah.
Tapi, ketakutan merupakan makanan sehari-hari bagi banyak blogger politis.
Laporan Komisi Hak Asasi Manusia Vietnam berjudul “Blogger di balik Jeruji” menyebutkan, dalam setahun terakhir ada 22 blogger dihukum penjara dengan total masa hukuman 133 tahun.
Wakil Presiden Komisi tersebut, Penelope Faulkner.
“Kami menemukan para blogger muda diancam, disiksa, dipukuli, ditangkap dan dihukum penjara sangat lama hanya karena mereka mengkritik korupsi atau hak tanah atau hak perempuan dalam blog mereka. Ini adalah hal yang dihadapi masyarakat sehari-hari. Harga kebutuhan hidup meroket sementara pejabat Partai Komunis hidup enak. ”
Kasus yang paling tersohor adalah yang dihadapi blogger tenar Dieu Cay dan anggota Klub Pembebasan Jurnalis lainnya.
Pada September, mereka dihukum 12 tahun penjara karena apa yang disebut sebagai ‘propaganda anti-negara’.
Pada bulan yang sama, pemerintah Vietnam bersumpah untuk membekuk tiga blog para pemberontak.
Salah satunya adalah blog Dan Lam Bao atau “Jurnalisme Warga”. Ini adalah blog berisi berita, termasuk laporan soal politik dan hak asasi manusia.
Para penulisnya menolak menyerah pada instruksi penutupan dari pemerintah.
Seorang blogger bersedia bicara pada kami asal tidak menyebutkan namanya.
“Kami membuat wadah bagi masyarakat untuk dapat menyampaikan gagasan dan pendapat mereka. Contohnya, perasaan mereka tentang sebuah kebijakan. Jadi, kami tidak berpihak, hanya menyampaikan kebenaran. ”
Namun, menulis di blog tentang apa saja yang dianggap mengkritisi pemerintah punya resiko yang besar.
“Mereka dapat mengikuti Anda, memantau surat elektronik Anda, mendengarkan percakapan telpon Anda dan terkadang mereka dapat memukul Anda.”
Tidak hanya bloger yang terancam dipenjara.
Bulan lalu, Vietnam mengirim puluhan aktivis perdamaian ke penjara dalam sebuah persidangan terbesar di sana. Jika ditotal, mereka dihukum selama lebih 100 tahun di penjara.
Desember lalu, polisi Vietnam menahan pengacara dan aktivis hak asasi manusia Le Quoc Quan setelah dia mengantar anaknya ke sekolah.
Kami mewawancara Le Quoc Quan beberapa bulan sebelum penangkapannya. Ia mengatakan, ia terus mengalami kekerasan.
“Ya, mereka menangkap saya beberapa kali. Pekan lalu mereka datang ke sini, memaksa saya pada hari Sabtu pagi untuk datang ke kantor saya. Mereka paksa saya, mereka bawa mobil ke sini dan berusaha memaksa saya masuk ke sana bersama anggota polisi.”
Tak ada yang mendengar kabar Le Quoc Quan setelah penangkapannya.
Pengacara dan penggiat hak asasi manusia lainnya, Nguyen Van Dai tahu bagaimana rasanya bertentangan dengan pemerintah.
Pada 2007, ia dihukum empat tahun penjara karena “melakukan propaganda melawan negara”.
Ia sekarang ada di tahanan rumah di Hanoi. Ia mengidap klaustrofobia – ketakutan berlebihan akan ruangan tertutup. Ia tidak dapat pergi lebih dari satu kilometer dari rumahnya.
“Sangat sulit. Saya tidak dapat pekerjaan. Saya tidak bisa kerja. Sulit bagi saya mengunjungi orang tua, pergi ke rumah sakit. Ini hidup yang sungguh sulit.”
Namun budaya protes di Vietnam tak bisa dibendung lagi kata Penelope Faulkner.
“Anak muda terus menulis di blog mereka. Jadi saya kira pemerintah Vietnam harus berurusan dengan ini. Anda tidak bisa membuka negara Anda dan membungkam suara anak muda di saat yang sama. Mereka harus memutuskan apa yang akan mereka lakukan.”
Meskipun terancam penjara lama, bloger politis bersumpah untuk terus menulis.
Blogger Vietnam Menghadapi Penyiksaan
Pertumbuhan pengguna Facebook di Vietnam disebut-sebut sebagai yang terpesat di dunia.

INDONESIA
Selasa, 26 Mar 2013 21:05 WIB

Vietnam blogger, Zoe Daniel Radio Australia, Dieu Cay, freedom of speech
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai