Bagikan:

Aktivis Hak Tanah Menerima Penghargaan Internasional

April tahun ini, aktivis Kamboja Tep Vanny akan pergi ke Washington D.C. untuk menerima penghargaan Global Leadership Award.

INDONESIA

Selasa, 26 Mar 2013 20:57 WIB

Author

Borin Noun

Aktivis Hak Tanah Menerima Penghargaan Internasional

Cambodia Tep Vanny, Borin Noun, Tep Vanny, Boeung Kak

April tahun ini, aktivis Kamboja Tep Vanny akan pergi ke Washington D.C. untuk menerima penghargaan Global Leadership Award.

Penghargaan ini diberikan kepada perempuan-perempuan hebat untuk kerja mereka dalam memperkuat demokrasi dan melindungi hak asasi manusia.

Vanny telah menjadi figur penting dalam perjuangan melawan penggusuran lahan di Kamboja.

Dalam aksi protes untuk memperingati Hari HAM 10 Desember lalu, Tep Vanny ada di baris terdepan. Di belakangnya, ada sekitar 400 pendemo menyuarakan kemarahan mereka atas perampasan lahan di Kamboja.

Polisi anti huru-hara menghentikan demonstrasi ini.

“Kami hidup tanpa penghormatan terhadap hak asasi manusia. Kami hidup menderita dan ditekan pejabat. Berikan kami keadilan dan rumah yang layak! Anda tidak mendukung kami dan Anda tidak memberikan kami kamp yang baik, tapi Anda malah menangkap dan memenjarakan kami. Anda harus membebaskan teman-teman kami!”

Tep Vanny adalah pemimpin kelompok Boeung Kak 13 – kelompok 13 perempuan yang tinggal di sekitar Danau Boeung Kak.

Kebanyakan penggusuran dilakukan tanpa kompensasi.

Saat ini sekitar 800 keluarga menolak meninggalkan rumah mereka di sekitar danau.

Pemerintah telah menyewakan lahan ini untuk diubah menjadi pusat komersial kelas atas dan proyek perumahan.

Mei lalu, 13 perempuan termasuk Tep Vanny, dipenjara karena protes damai mereka untuk mendukung keluarga yang tergusur dalam perampasan lahan paksa.

Kelompok hak asasi manusia mendesak komunitas internasional untuk menekan pemerintah untuk menyelesaikan kasus ini.

Pengadilan Tinggi Kamboja membebaskan mereka sebulan berikutnya.

“Pengadilan Tinggi memberikan keadilan bagi komunitas kami tapi kami harus terus berjuang. Karena putusan dari pengadilan yang lebih rendah tidak adil, kami tidak terima.”

Tep Vanny juga warga Boeung Kak.

Dia kini berada di rumah, sibuk menyiapkan dokumen dan DVD soal protes di Boeung Kak untuk penghargaan Global Leadership Award yang akan diterimanya April mendatang di Washington D.C.

Salah satu foto memperlihatkan Tep Vanny dan pendemo lainnya memegang tanda S.O.S ukuran raksasa dengan foto Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton saat KTT ASEAN.

“Saya ingin menyampaikan pada pejabat Amerika tentang ketidakadilan dan perampasan lahan di komunitas saya. Saya akan menyampaikan soal perjuangan kami di Boeung Kak dan kalau masih ada aktivis lahan yang ditahan sekarang di Kamboja. Saya ingin mengajak pemimpin Amerika Serikat untuk mengawasi dengan ketat demokrasi dan hak asasi manusia di negeri saya.”

Penghargaan ini akan menjadi kebanggaan bagi aktivis perempuan Kamboja, kata analis sosial Chea Vannat.

“Ini akan membuat para perempuan yang memperjuangkan kebebasan merasa bangga. Ini juga memperlihatkan kalau perjuangan untuk hak tanah ada di jalur yang tepat, seperti ada dalam Konstitusi. Dan ini juga memperlihatkan kalau gerakan perempuan anti-kekerasan telah melihat dia sebagai pejuang kebebasan.”

Suami Tep Vanny Ou Sok Chea adalah anggota militer di Kementerian Pertahanan Kamboja.

Dia berharap perjuangan istrinya akan memperbaiki kondisi HAM di negeri ini.

“Penghargaan internasional ini akan jadi kebanggaan bagi istri saya dan komunitas kami. Ini memperlihatkan kalau perjuangan istri saya dan komunitas kami untuk memperjuangkan hak tanah ini dihargai.”

Tep Vanny berjanji akan meneruskan perjuangan setelah memperoleh penghargaan.

“Saya akan memperluas cakupan advokasi dan jaringan untuk hak-hak akan rumah, untuk demokrasi, di penjuru negeri ini, sampai warga Boeung Kak mendapatkan hasil yang adil. Saya tidak akan menyerah.”


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending