Japan International Corporation Agency atau JICA saat ini tengah mengerjakan rencana induk untuk merestrukturisasi infrastruktur Yangon yang buruk.
Rencana itu meliputi sistem transportasi, saluran pembuangan air, sistem pengairan dan juga saluran pembuangan kotoran kota Yangon.
Yang menjadi perhatian utama adalah masalah kemacetan.
Setiap hari, ratusan ribu penduduk terjebak berjam-jam dalam kemacetan lalu lintas.
Setiap hari supir bus Zaw Lin Aung mengemudikan busnya di jalanan Yangon yang selalu padat dengan kendaraan.
Meski panas dan gaduh, namun busnya selalu penuh dengan penumpang.
Dia harus menunggu berjam-jam dalam antrian panjang kendaraan bersama dengan penduduk lainnya.
“Banyak bus yang datang ke kota, dan jumlah taksi pun semakin banyak. Inilah mengapa jalan-jalan penuh dengan kendaraan.”
Kesal dengan macet, Zaw Lin Aung mendirikan serikat pekerja transportasi untuk mencari solusi kemacetan kota.
“Bus-bus dalam kota harus diganti dengan bus berukuran mini. Sistem jalan tol juga harus lebih mapan. Kami membutuhkan rencana induk pembenahan lalu lintas. “
Sekitar lima juta orang hidup di Yangon dan pada 2030 jumlahnya diperkirakan meningkat menjadi 10 juta jiwa.
Kota ini tidak akan mampu menampung populasi sebesar itu.
Ko Tun adalah seorang supir taksi.
“Negara-negara berkembang seperti Korea, memulai pembangunan dengan sistem transportasi sebagai agenda utama. Mereka baru merasakan keuntungan ekonomi setelah sistem transportasi selesai dibangun.”
Baru-baru ini Japan International Corporation Agency atau JICA tengah mengerjakan rencana induk untuk merestrukturisasi buruknya infrastruktur di Yangon.
Mereka bertekad memperbaiki sistem lalu lintas, sistem pengairan, saluran pembuangan air, saluran pembuangan kotoran dan juga lingkungan.
Prioritas utama mereka adalah kemacetan dan memperbaiki transportasi publik.
JICA bersama pemerintah ingin membangun sistem Bus Rapid Transit untuk mengurai kemacetan.
Rencana ini juga menyasar sistem kereta api lawas, agar terintegrasi dengan sistem transportasi kota. Selain itu, pemerintah juga akan memperbaiki peraturan tentang parkir.
Rencana jangka pendek adalah melatih para pengemudi bus.
Hla Aung adalah Presiden Komite Pengawas Divisi Yangon di Motor Vehicles.
“Jadi mereka taat pada peraturan lalu lintas dan berkomunikasi dengan orang-orang.”
Rencana induk itu diperkirakan akan menghabiskan biaya sebesar 25 miliar Dollar Amerika dan diharapkan selesai pada 2040.
Meski baru tahap insiasi, jika rencana ini berhasil diwujudkan maka akan mentransformasi kota Yangon menjadi kota yang sangat modern.
Rencana Induk Kota Yangon
JICA saat ini tengah mengerjakan rencana induk untuk merestrukturisasi infrastruktur Yangon yang buruk.

INDONESIA
Sabtu, 22 Feb 2014 15:04 WIB

Burma, infrastruktur, Yangon, JICA, DVB
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai