Sentuhan akhir sedang dilakukan di sebuah kanal raksasa yang terletak di Provinsi Henan, Cina Tengah.
Ketika keran dihidupkan tahun ini, miliaran meter kubik air akan mengalir ke Beijing yang berjarak lebih dari seribu kilometer.
Ini merupakan satu dari tiga rute dari Proyek Pengiriman Air dari Selatan ke Utara, sebuah skema ambisius untuk mengurangi kekurangan air di Utara Cina. Sementara rute Timur sudah mulai beroperasi tahun lalu.
Namun ahli konservasi air Zhang Junfeng tidak mendukung proyek itu ini.
“Saya tidak optimistis tentang masa depan proyek ini. Saya lebih khawatir dengan isu-isu yang lebih dalam. Mengapa kita tidak mengatasi akar masalah dan hanya mencari jalan keluar yang mudah saja?”
Kami berkunjung ke waduk Miyun di Beijing bersama Zhang Junfeng untuk melihat seberapa kering kondisi di ibukota.
Waduk ini merupakan sumber utama air minum untuk 20 juta orang yang tinggal di kota ini.
Ini juga salah satu titik akhir dari rute utama.
Ketinggian air di sini adalah yang tertinggi dalam 11 tahun. Tapi gambaran keseluruhan tidak terlalu bagus.
“Ketinggian air antara 25 hingga 30 persen. Ini bukan ketinggian yang bagus dan lebih rendah dibandingkan 20 tahun lalu, yang mencapai dua kali ketinggian saat ini.”
Industri, kota dan lahan pertanian bersaing untuk mendapatkan sumber daya alam yang langka ini.
Dan situasi diperburuk dengan pencemaran air.
Media milik pemerintah Cina menyatakan pemerintah sudah menghabiskan lebih dari satu triliun rupiah untuk membersihkan air ini dan itu hanya untuk proyek sepanjang rute timur yang sudah dimulai.
Seluruh Proyek Pengiriman Air dari Selatan ke Utara ini menelan biaya hingga 700 triliun rupiah.
Diperkirakan 300 ribu orang digusur karena proyek ini.
Keluhan terhadap buruknya konstruksi proyek ini muncul ketika kami mengunjungi sebuah desa tempat pemukiman kembali yang dihuni 1800 jiwa di Henan.
Kong Dielian yang berusia 40 tahun adalah seorang petani yang pindah ke sini tahun 2011.
“Semua rumah di sini mengalami retak-retak. Retakan di rumah saya ini dianggap kasus ringan.”
Kong Dielian sepenuhnya tergantung pada dewa cuaca untuk mendapatkan panen yang bagus. Ini karena jatah tanah yang didapatnya tidak ada sumurnya dan ukurannya juga lebih kecil dari tanah miliknya dulu.
Saya bertanya padanya apakah mereka dulu berjanji akan membangunkan sumur sebelum dia pindah kemari?
“Ya mereka menjanjikannya tapi mereka tidak membangunnya setelah kami pindah kemari. Kami ditipu”
Cina menggunakan berbagai cara untuk menjamin pasokan air bagi rakyatnya di masa mendatang.
Proyek pembangunan yang mengesankan ini adalah pengingat betapa buruknya kondisi saat ini.
Proyek Air Raksasa Dari Henan ke Beijing
Diperkirakan 300 ribu orang digusur akibat proyek ini.

INDONESIA
Sabtu, 01 Feb 2014 16:19 WIB

Cina, kanal, pengungsi, pasokan air, Radio Australia
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai