Bagikan:

Polisi Filipina Menyelidiki Klaim 'Penyiksaan Rolet' di Penjara

Pelaku diduga menentukan hukuman kejam apa yang akan dijatuhkan dengan memutar rolet yang disimpan di sebuah ruang rahasia.

INDONESIA

Sabtu, 01 Feb 2014 16:15 WIB

Polisi Filipina Menyelidiki Klaim 'Penyiksaan Rolet' di Penjara

Filipina, penyiksaan, tahanan, polisi, Radio Australia

Penyiksaan itu dikenal dengan penyiksaan rolet.

Ini dilakukan petugas di fasilitas Intelelijen Kepolisian Nasional Filipina di Provinsi Laguna.

Para petugas ini punya daftar berbagai jenis penyiksaan yang dipilih dengan memutar rolet.

Hukuman yang terpilih akan dijatuhkan pada tahanan.

Salah satu hukumannya adalah ‘30 detik dalam posisi kelelawar ', di mana tahanan akan digantung terbalik seperti kelelawar. Atau '20 detik seperti Manny Pacquiao ', seorang petinju profesional Filipina. Dalam hukuman ini, tahanan dipukuli tanpa henti selama 20 detik.

Tak jarang, para petugas itu minum-minum saat melakukan ini.

Kasus penyiksaan ini muncul ketika sejumlah tahanan melaporkannya dan dari kunjungan rutin Komisi HAM Filipina ke fasilitas itu.

Ketua Komisi Loretta Ann Rosales mengaku sangat terkejut dengan temuan itu.

“Komisi datang dan menyelidiki keadaan di situ. Kami menemukan ada 44 insiden penyiksaan yang terjadi dalam sel. Jadi kami menyelidikinya dan saat itulah kami mengetahui soal rolet ini. Ini dilakukan para polisi. Terdapat berbagai cara penyiksaan di sana dan bagi mereka, ini benar-benar menyenangkan.”

Menurut Komisi HAM Filipina, tahanan yang sebagian besar ditangkap karena kasus narkoba, mengeluh disiksa sejak mereka ditangkap untuk mendapatkan informasi.

Penemuan rangkaian penyiksaan itu telah mendorong Komisi Hak Asasi Manusia Filipina dan Amnesty International, meminta Kepala Kepolisian untuk menghukum semua petugas yang terlibat.

Meski kesepuluh polisi itu telah dibebastugaskan, Rosales mengatakan masih banyak hal yang harus dilakukan.

“Kami akan mengikuti dan mengawasi masalah ini sampai pelakunya dihukum. Saya lelah karena penanganan ini berjalan lambat, di mana butuh waktu lama sebelum mereka diadili dan dihukum. Makanya kami harus terus memantau dan menyuarakan masalah ini. Jika tidak mereka bergerak lamban.”

Sejak Benigno Aquino menjadi presiden pada tahun 2010 dan memperkenalkan kembali undang-undang anti-penyiksaan, kasus penyiksaan sudah berkurang, kata Rosales .

Tapi dia tidak bisa mengatakan jika permainan penyiksaan ini adalah kejadian satu-satunya atau sudah terjadi secara luas.

“Kami tidak bisa katakan dengan pasti, kalau kejadian serupa tidak terjadi di penjara lain, sampai kami menyelidikinya. Tapi sisi baik dari temuan ini adalah sekarang kami mendapat laporan berkala dari penjara provinsi dan pusat penahanan Kepolisian Nasional Filipina.”

“Mereka memberikan laporan soal status para tahanan empat bulan sekali. Jadi Komnas HAM bisa secara teratur memantau kegiatan dan kinerja sistem penjara. Tapi kegiatan rahasia seperti yang baru saja kami temukan, harus didapat dari pengamatan yang lebih dalam. Tapi bagi saya, cara terbaik untuk mengatasi kejahatan ini adalah dengan adanya kepastian soal penangkapan, penuntutan dan hukuman”

Juru bicara Kepolisian Nasional Filipina mengatakan beberapa petugas telah ditahan dan penyelidikan sedang berlangsung.


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending