Tahun 2015 adalah tahun yang kritis bagi negara-negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN.
Di tahun ini, kesepuluh negara anggota ASEAN harus mulai bergerak bersama untuk menciptakan pasar tunggal ASEAN dan masyarakat ASEAN dengan menyatukan keamanan, budaya dan ekonomi.
Surin Pitsuwan menjadi Sekretaris Jenderal ASEAN hingga 2013.
Di depan ratusan pengusaha muda di Bangkok, bekas Sekretaris Jenderal ASEAN, Surin Pitsuwan, menggarisbawahi potensi kawasan ini.
“Rata-rata pertumbuhan kita tahun ini di semua negara ASEAN adalah 5,6 persen. Ini lebih baik daripada banyak negara lain di dunia. Dan kita berharap pertumbuhan ini akan terus berlanjut dan pada tahun 2030, pertumbuhan ini merata di seluruh kawasan sehingga memperkuat Asia Tenggara sebagai lokomotif pertumbuhan baru dunia,” ujarnya.
Di masa lalu, Thailand menjadi pemimpin kawasan dalam mempromosikan masyarakat ASEAN.
Tapi dalam beberapa tahun terakhir dengan meluasnya protes anti-pemerintah dan serangkaian kudeta militer, rakyat Thailand lebih fokus dengan urusan di dalam negeri.
Surin Pitsuwan ingin melihat Bangkok kembali fokus pada persoalan kawasan.
“Karena untuk waktu yang lama, Thailand sebagai pendiri ASEAN, menjadi kurang aktif dalam mempromosikan ASEAN. Penyebabnya karena kita tidak bisa mengambil keputusan. Situasi politik belum memungkinkan kita untuk membuat keputusan yang cepat. Saya harap ini akan berubah,” tambah Surin.
Tapi tidak semua warga Thailand tertarik dengan ide masyarakat ASEAN. Thongchai Winitjakul adalah dosen sejarah di Universitas Wisconsin.
“Akankah ASEAN membuat masyarakat bersatu? Saya tidak melihatnya. Akankah masyarakat ASEAN di kawasan ini memperoleh kehidupan yang lebih baik dan lebih bisa bersuara? Saya rasa tidak. Menurut saya tidak ada perubahan positif dari globalisasi bagi ASEAN,” kata Thongchai.
Antropolog Chayan Watanaputi dari Universitas Chiang Mai menunjukan kalau cetak biru ASEAN ditulis oleh politisi yang tidak dipilih oleh rakyatnya. Dia yakin banyak rakyat di negara yang kurang berkembang akan menderita.
“Di Myanmar, Laos, Kamboja dan Thailand ada masyarakat lokal yang mungkin tidak mendapatkan keuntungan dari ini. Mereka bahkan mungkin menderita. Jadi kita harus sangat berhati-hati dalam bermimpi tentang masyarakat ASEAN ini,” kata Chayan.
Seperempat masyarakat di ASEAN hidup di bawah garis kemiskinan.Ada keprihatinan kalau negara-negara seperti Indonesia dan Kamboja akan dibanjiri barang-barang dari negara yang lebih maju dan masyarakatnya tidak akan mampu bersaing dalam bursa kerja.
“Ya seperti yang saya katakan, kita harus memperjelas mimpi ASEAN ini. Kita harus mempelajari, menghasilkan ilmu pengetahuan dan memberitahukan masyarakat kalau ini yang nyata dan ini idealnya,” lanjut Chayan.
Bekas Sekretaris Jenderal ASEAN, Surin Pitsuwan, mengakui ada yang bakal jadi pemenang dan pecundang.
“Saya tidak mengatakan kalau ASEAN akan menguntungkan semua orang. ASEAN akan baik bagi mereka yang sudah disiapkan, kompetitif, dan mau bekerja keras untuk mengambil keuntungan dari lanskap ini. Tapi kemudian setiap pemerintah harus membuat perhitungan, mana yang butuh kompetisi, mana yang butuh bantuan dalam kompetisi dan mana yang butuh dukungan dalam transformasi bisnis. Kita tidak akan siap 100 persen bagi setiap orang untuk masuk dalam masyarakat ASEAN,” ujarnya.
Surin Pitsuwan: ASEAN Tidak Akan Menguntungkan Semua Orang
Tapi tidak semua warga Thailand tertarik dengan ide masyarakat ASEAN.

INDONESIA
Jumat, 02 Jan 2015 18:17 WIB

Thailand, ASEAN, masyarakat ASEAN, Surin Pitsuwan, Kannikar Petchkaew
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai