Priyanka yang berusia 27 tahun menciumi foto putranya, Abhinav dan menangis tanpa henti. Abhinav yang baru berusia 18 bulan, hilang saat bermain di luar rumahnya di pinggiran kota Delhi tahun lalu.
“Sekelompok artis jalanan datang ke daerah kami dan putra saya ingin melihatnya. Ada banyak orang dan anak-anak yang ikut menonton. Karena saat itu udaranya dingin, saya masuk ke dalam untuk mengambil baju tambahan. Saat saya keluar beberapa menit kemudian, dia sudah tidak ada. Saya dan suami saya mencarinya kemana-mana tapi tidak ketemu,” kata Priyanka.
Mereka pun minta bantuan polisi.
“Mereka minta kami kembali lagi nanti. Ketika kami kembali, mereka malah bertanya kenapa kami datang lagi. Suami saya memohon pada mereka agar membantu mencari anak kami. Tapi mereka hanya menulis beberapa kalimat di beberapa lembar kertas. Besoknya kami datang lagi, mereka belum melakukan apa pun. Karena terus didesak, akhirnya mereka mau mendaftarkan laporan kami,” lanjut Priyanka.
Chabbulal yang berusia 40 tahun membuka toko kelontong di sebuah kawasan kumuh Delhi. Dia menyuruh anaknya Rahul yang berusia 10 tahun pergi ke pasar untuk membeli obat bagi ibunya yang sakit. Setelah tiga tahun Chabbulal masih menunggu Rahul pulang.
“Saya tidak bisa tidur, setiapa malam saya taruh fotonya di dada saya. Saya terus menunggu dia. Kadang saya rasanya ingin bunuh diri,” ungkap Chabbulal.
Menurut Biro Pencatatan Kejahatan Nasional, hampir seratus ribu anak di bawah 18 tahun hilang setiap tahun di India.
Tapi Sandhya Bajaj dari Komisi Nasional untuk Perlindungan Hak Anak mengatakan angkanya mungkin lebih tinggi.
“Karena sebagian besar anak-anak ini berasal dari keluarga miskin. Anak-anak miskin kerap tidak dianggap sebagai manusia,” kata Sandhya.
Para aktivis yakin banyak diantara mereka jadi korban perdagangan orang. Mereka dijadikan pekerja anak, pengemis dan pekerja seks atau organ tubuhnya dijual.
Penerima hadiah Nobel, Kailash Satyarthi, adalah pendiri Bachpan Bacho Andolan atau Misi Penyematan Anak.
“47 persen anak yang hilang tidak pernah ditemukan. Dan 60 persen diantaranya adalah anak perempuan. Ini masalah yang sangat serius. Mereka sebagian besar diculik dan dibawa ke tempat terpencil sehingga tidak ada yang bisa menemukan mereka,” tutur Satyarthi.
Mahkamah Agung baru-baru ini mengkritik keras pemerintah dan polisi karena tidak bisa melindungi anak-anak.
Karena itu, kepolisian di beberapa negara bagian melakukan operasi untuk mencari anak yang hilang dan memulangkan mereka. Mereka menyebutnya Operasi Senyum.
“Banyak yang mengeluh polisi kurang sensitif bila menangani masalah anak hilang. Operasi Senyum adalah upaya kami untuk mengembalikan kepekaan itu. Kami telah membentuk tim berdedikasi yang segera mencatat kasus-kasus dan menyelidikinya. Tim itu terdiri dari orang-orang yang punya kemampuan soal ini dan punya kemauan untuk memecahkannya,” ungkap Asisten Komisioner Polisi, Runvijay Singh.
Lebih dari 300 anak telah berkumpul kembali dengan keluarganya di Delhi dan sekitarnya sejak opearsi itu dilancarkan tiga bulan lalu.
“Saya keluar rumah dengan teman saya tapi kami terpisah di stasiun kereta. Saya sampai di Jaipur dan di sana ada seorang perempuan yang membawa saya. Bersamanya ada beberapa anak lain dan mereka menyuruh saya bekerja dengan mereka. Saya harus mengumpulkan botol plastik bekas dan kalau saya tidak mau, mereka memukuli saya. Mereka sering menyiksa saya dan tidak memberi saya makan. Kami biasa tidur di peron stasiun,” kata Mohit.
Mohit berada di sana selama lima tahun sampai polisi menemukannya dan mengembalikan dia ke ibunya di New Delhi. Dia bilang tidak akan pernah meninggalkan rumah lagi. Ayah dan ibunya telah mencarinya kemana-mana dan mereka bahagia bisa bertemu kembali dengannya.
“Kami kehilangan semua harapan karena polisi tampaknya tidak antusias mencari dia. Tapi tiba-tiba polisi membawa dia pulang bulan lalu. Ini membuat hidup kami bersemangat kembali. Doa kami akhirnya dikabulkan,” kata ibu Mohit, Devi.
Ratusan Anak Hilang di India Kembali Bersama Keluarganya
Menurut Biro Pencatatan Kejahatan Nasional, hampir seratus ribu anak di bawah 18 tahun hilang setiap tahun di India.

INDONESIA
Senin, 26 Jan 2015 13:38 WIB

India, anak-anak, perdagangan manusia, Bismillah Geelani
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai