Bagikan:

Pasca Penyerangan di Peshawar, Sekolah Dibuka Kembali

Para murid dan orangtua berdoa bersama. Mereka mengenang para korban yang meninggal.

INDONESIA

Jumat, 16 Jan 2015 18:42 WIB

Pasca Penyerangan di Peshawar, Sekolah Dibuka Kembali

Pakistan, Taliban, sekolah, Mudassar Shah, Shahab-ur-Rahman

Shahana Khan harus membangunkan putranya di pagi 16 Desember itu. Putranya hampir saja terlambat pagi itu dan dia harus mendorongnya ke luar pagar. Dia adalah salah satu dari 132 pelajar yang tidak pulang ke rumah.

“Saya menangis setiap kali teringat telah memaksanya ke sekolah hari itu. Saya bilang padanya dia harus sekolah. Saya membukakan pagar untuknya,” katanya Shahana.  

Di pagi hari seperti ini, Shahana biasanya sudah menyiapkan sarapan bagi putranya.

“Saya masih merasa dia ada di rumah sepanjang hari dan saya rasanya mendengar dia. Orang-orang bilang itu hanya ada di kepala saya tapi bagi saya ini nyata. Saya dengar dia bilang, ‘berhentilah menangis ibu’. Saya akan berhenti menangis jika saya bisa melihatnya sekali saja,” lanjut Shahana.

Tidak jauh dari rumah Shahana, Baqir Khan yang berusia 15 tahun, sedang bersiap pergi ke sekolah di pagi musim salju yang dingin ini. Dia berhasil selamat dalam penyerangan itu tapi ibunya yang mengajar di sana tewas.

“Saya rindu pada ibu. Saya selamat karena ibu selalu berdoa untuk saya,” kisah Baqir.

Hari ini ayahnya yang mengantar Baqir ke sekolah.

Keamanan di sekolah itu juga ditingkatkan. Darah yang berceceran sudah dibersihkan dan beberapa bagian sekolah diperbaiki dan dicat ulang. Tapi aula utama tempat sebagian besar anak-anak dibantai masih ditutup.

Para murid dan orangtua berdoa bersama. Mereka mengenang para korban yang meninggal. Komandan Tentara yang berkuasa di Pakistan menyambut para murid dan orangtua.

Koordinator regional Azra Yasmeen Paracha mendorong para orangtua untuk tetap menyekolahkan anak-anak mereka.

“Sebagai Muslim kita harus terus menjaga hidupnya nyala lilin pendidikan. Untuk menunjukkan kesetiaan kita kepada para martir yang tewas, kita harus bersatu. Tak lama lagi musuh pendidikan akan dimusnahkan,” kata Azra.

Setelah upacara, para murid bergerak menuju ruang kelas. Tangan Mohammad Anas dipasangi baja dan memakai gendongan.

“Saya ditembak dua kali di tangan. Saya kehilangan tujuh teman sekelas. Saya ingin melupakan peristiwa itu, tapi sulit sekali. Saya tidak mau pergi ke aula. Sekolah jadi berbeda tanpa kehadiran teman-teman saya,” kisahnya.

Malik Tahir Awan kehilangan putra sulungnya Usama Tahir dalam serangan itu. Hari ini dia datang bersama putranya yang selamat, Hasan.

“Keadaan Hasan sudah membaik. Dia sempat bermimpi buruk dan sulit tidur. Kami terus memotivasinya. Saya bermain tenis dengannya setiap hari. Hari ini dia ingin melihat sekolah dan bertemu dengan korban selamat lainnya,” tutur Malik.

Hasan mengaku sangat rindu pada kakaknya. “Saat saya berada dekat aula saya merasa dia ada. Tapi saya tidak merasa takut. Saya akan tetap sekolah dan membalas kematian kakak saya saat saya masuk tentara,” katanya.

Berdiri tak jauh dari situ, Mohammad Amir yang sedang melihat ke kejauhan.

“Saya tidak bisa melupakan pemandangan yang mengerikan itu. Bayangan itu selalu menghantui saya. hari ini saya datang ke sekolah untuk melihat berapa teman saya yang selamat dalam pembantai itu,” jelasnya.

Fahad Ali yang berusia 14 tahun bergegas naik ke bus jemputan sekolah. Dia mengatakan orangtuanya khawatir dia kembali ke sekolah. Tapi dia mengaku tetap ingin sekolah.

“Saya ingin sekolah di sini. Saya ingin memerangi terorisme. Tidak ada seorangpun yang bisa merampas buku dan pena ini dari kami,” katanya penuh tekad.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending