Bagikan:

Kabinet Baru Afghanistan Terbentuk, Ini Reaksi Masyarakat

Kabinet ini disambut beragam.

INDONESIA

Jumat, 16 Jan 2015 18:22 WIB

Author

Ghayor Waziri

Kabinet Baru Afghanistan Terbentuk, Ini Reaksi Masyarakat

Afghanistan, kabinet, pialang kekuasaan, politik, Ghayor Waziri

Presiden Ghani dan Pemimpin eksekutif negara, Abdullah Abdullah membacakan nama ke-25 menteri baru dalam sebuah upacara di Kabul.

Dalam Kabinet Presiden Ghani ada menteri perempuan, yang akan menduduki posisi menteri  urusan wanita, budaya dan pendidikan tinggi. Tapi kabinet ini masih harus menunggu persetujuan parlemen.

Sebagian besar anggota kabinet adalah wajah-wajah baru. Beberapa bahkan tidak dikenal masyarakat. Bahkan banyak menteri yang masih berusia muda.

Kabinet ini disambut beragam. Suleiman, penjaga toko berusia 34 tahun, mengatakan dia gembira keputusan sudah diambil.

“Dalam beberapa bulan terakhir saat mereka mendiskusikan kabinet, semua pejabat pemerintah berhenti bekerja. Menurut saya diantara menteri baru itu ada yang benar-benar bisa melayani rakyat,” kata Suleiman.

Tapi ada yang mengatakan beberapa menteri dipilih untuk menyenangkan kedua belah pihak. Kabinet itu juga diisi para pialang kekuasaan yang terkenal dari kelompok etnis dan daerah.

Mahasiswa berusia 24 tahun bernama Emal Formuly mengaku tidak yakin para menteri itu akan bisa melaksanakan tugasnya dengan baik.

“Orang-orang yang punya kemampuan untuk menjadi menteri yang bagus tidak dipilih. Yang dipilih hanya orang-orang yang punya hubungan baik dengan penguasa,” ujar Emal.

Pakar politik Hameed Allah Zazay mengatakan lamanya pemerintah dalam memilih para menteri merupakan  pertanda buruk .

“Afghanistan punya banyak masalah dan pemerintah bersatu yang tidak stabil itu ternyata tidak sensitif. Ini menghancurkan harapan masyarakat terhadap pemerintah karena butuh waktu lebih dari 100 hari untuk memilih anggota kabinet. Padahal ini adalah tugas mendasar dan bisa diprediksi,” tutur Hameed.

Menurut survei terbaru oleh sebuah perusahan TV swasta, dukungan kepada pemerintahan bersatu nasional dan Presiden Ghani telah turun 50 persen selama seratus hari pertama. 

Abdul Nasir Kabul adalah seorang mahasiswa.“Selama seratus hari pertama, pemerintah tidak bekerja untuk mengatasi masalah yang kami hadapi, seperti kemiskinan, pengangguran dan masalah sosial,” katanya.



Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending