Bagikan:

Saksi Bisu Bom Hiroshima

Peristiwa bom nuklir Hiroshima dan Nagasaki terjadi 70 tahun lalu, mengakhiri Perang Dunia II. Salah satu korban selamat dari pemboman itu adalah pohon Hibaku di Hiroshima.

INDONESIA

Sabtu, 18 Jan 2014 19:39 WIB

Saksi Bisu Bom Hiroshima

Jepang, Tree Hibaku, Hiroshi Sunairi, Proyek Pohon, Radio Australia

Seniman Jepang Hiroshi Sunairi punya hubungan personal dengan Hiroshima. 

Ibu dan neneknya terpapar radiasi saat bom atom itu dijatuhkan di kota itu pada 1945.

Bertahun-tahun kemudian, saat ia bekerja di Museum Hiroshima, Sunairi menghadiri sebuah kuliah yang diadakan ahli botani Chikara Horiguchi.

Ahli botani itu bicara soal pohon Hibaku, salah satu saksi bisu yang selamat di hari yang mengerikan itu.

“Saya benar-benar tersentuh dengan karya dan filosofinya. Ia mengatakan pohon atau alam tidak punya idiologi. Tapi kita bisa membayangkan banyak hal dari mereka dengan merenungkan tentang perdamaian, bom atom, lingkungan dan banyak lainnya. Karena mereka tidak mengatakan apapun tapi mereka selamat.” 

Sunairi yang tinggal di New York kemudian mendekati Dr Horiguchi untuk mendapatkan beberapa bibit pohon Hibaku.

Dan itulah awal lahirnya Proyek Pohon ini tahun 2006.

“Proyek pohon ini berkembang secara alami tanpa  campur tangan saya. Dan proyek pohon ini milik umum. Saya hanya mendokumentasikan, mengomentari dan menggambarkan apa saja di blog saya, yang disebut blog Proyek Pohon.”

Selama tujuh tahun lebih, Sunairi sudah membagikan lima ratus bibit ke orang-orang dari 50 negara lebih... setelah dibudidayakan di taman botani Hiroshima oleh Dr Horiguchi.

“Kata-kata Dr Horiguchi yang menyebut pohon tidak punya ideologi, benar-benar membantu saya. Karena saya bisa bicara tentang bom atom sebagai sebuah bencana tanpa perlu menyinggung ideologi sebuah negara. Itu yang saya suka dari proyek pohon, ini hanya antara kita dan alam. Saya tidak terlalu menyingung soal apa yang terjadi dan aspek mendalam dari Hiroshima. Karena saya pikir sudah banyak yang mendokumentasikan soal itu. Saya ingin melampui kenangan yang mengerikan itu dan mengatakan ada kehidupan di luar apa yang terjadi. Bahkan setelah sesuatu yang mengerikan seperti ini terjadi, akan timbul keindahan hidup yang mendorong dan membuat orang bahagia, yang membuat kita berpikir apa yang telah kita lakukan terhadap alam.”

Tapi proyek itu sendiri tak lepas dari tantangan.

Kondisi cuaca yang berbeda dari tiap negara, misalnya, menghasilkan kualitas pohon yang berbeda pula.

“Karena ini adalah pekerjaan yang berhubungan dengan alam, maka tidak sesederhana mendapatkan kecambah. Ini lebih rumit. Kami sudah mencoba mengirimkan benih dari kebun raya Hiroshima ke Singapura, dan hanya kelompok pertama yang bisa tumbuh.”

Proyek pohon ini sekarang dipamerkan dalam M1 Fringe Festival yang tengah berlangsung di Singapura.

Sunairi sendiri tidak berencana mengakhiri proyek ini.

“Menurut saya beberapa pohon peserta sudah cukup besar dan mereka ingin menanamnya kembali di tempat umum. Sehingga semua orang bisa melihat pohon-pohon ini, pohon yang selamat dari bom atom.”



Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending