Obon adalah salah satu tradisi Jepang yang paling penting. Di sinilah semua anggota keluarga, yang hidup maupun yang sudah meninggal berkumpul. Orang Jepang percaya kalau roh nenek moyang mereka akan kembali ke rumah untuk bertemu dengan keluarga mereka selama Obon. Karena itu untuk merayakan tradisi ini banyak perantau pulang ke rumah agar bisa berkumpul dan mendoakan keluarga mereka.
Awalnya Obon dirayakan sekitar hari ke-15 dari bulan ketujuh dalam kalender lunar. Tapi sekarang Obon dirayakan di waktu yang berbeda di berbagai daerah di Jepang . Di sebagian besar wilayah, Obon dirayakan sekitar tanggal 15 Agustus, sementara beberapa daerah di Tokyo merayakannya tanggal 15 Juli.
Untuk menyambut Obon, orang Jepang akan membersihkan rumah dan menempatkan berbagai persembahan untuk arwah leluhur di depan Butsudan atau altar Buddha. Biasanya yang dijadikan persembahan adalah sayuran dan buah-buahan. Selain itu, di Butsudan juga ditaruh lentera Chochin dan rangkaian bunga.
Pada hari pertama perayaan Obon, lentera Chochin dinyalakan di dalam rumah. Lalu orang-orang akan pergi ke makam keluarga untuk memanggil roh nenek moyang mereka agar kembali ke rumah. Tradisi ini disebut Mukae - bon. Di beberapa daerah, lentera yang disebut Mukae - bi ditaruh di pintu masuk rumah untuk membimbing roh.
Sementara pada hari terakhir, roh leluhur itu dihantarkan kembali ke tempatnya bersemayam. Pada saat ini lentera Chochin yang tergantung dicat dengan lambang keluarga. Gunanya untuk membimbing roh itu kembali ke tempat peristirahatannya. Ritual ini disebut okuri - bon. Di beberapa daerah, lentera yang disebut okuri - bi yang menyala ditaruh di pintu masuk rumah untuk menghantar arwah leluhur. Selama Obon, bau dupa Senko memenuhi rumah-rumah Jepang dan juga areal pemakaman .
Selama perayaan Obon, kita akan melihat banyak Toro Nagashi atau lentera apung. Lentera ini digunakan untuk mengirim roh nenek moyang mereka. Lentera itu diterangi lilin yang ditaruh di dalamnya dan mengapung menyusuri sungai menuju ke lautan.
Selain itu festival ini juga diramaikan tarian rakyat. Gaya tarian dari tiap daerah bervariasi, tapi semuanya akan diiringi tabuhan drum Jepang taiko. Orang-orang akan pergi ke tempat-tempat perayaan yang biasanya berlangsung di taman, kebun , kuil sambil mengenakan yukata atau kimono musim panas. Di sana mereka bisa menari di panggung Yagura. Siapapun bisa berpartisipasi dalam acara yang disebut bon odori ini.
Meski perayaan Obon bukanlah hari libur nasional Jepang tapi banyak orang mengambil liburan selama waktu ini agar bisa bertemu sanak saudaranya. (gojapan.about.com)
Ketika yang Hidup dan Meninggal Berkumpul Bersama
Orang Jepang percaya kalau roh nenek moyang mereka akan kembali ke rumah untuk bertemu dengan keluarga mereka selama Obon.

INDONESIA
Jumat, 03 Jan 2014 18:24 WIB


Jepang, festival Obon, lentera, arwah nenek moyang, Vitri Angreni
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai