Kemarin, puncak pergelaran olahraga di kawasan Asia Tenggara, SEA Games ke-27 resmi dibuka di Burma. Sekitar 7.000 atlet dan 2.500 ofisial pendukung dari 11 negara membanjiri Burma. Sejumlah cabang olahraga sudah bertanding lebih dulu sebelum upacara pembukaan. Sejauh ini sebagai tuan rumah, Burma masih bertengger di posisi teratas.
Burma atau biasa disebut Myanmar jauh-jauh hari menjanjikan pegelaran olahraga akan berjalan aman. Maklum, negara ini masih terus berbenah membuktikan diri kepada dunia internasional kemajuan reformasi politik setelah lama terisolasi akibat kungkungan rezim militer. Bahkan, Myanmar tak malu mengakui jika persiapan Sea Games kali ini, banyak belajar dari Indonesia. Kesalahan demi kesalahan yang terjadi selama Sea Games di Jakarta dan Palembang tak ingin mereka ulang.
Jika kita mau menengok ke belakang, saat menjadi tuan rumah dua tahun lalu, Indonesia memang kelimpungan. Terlambatnya pembangunan gedung tempat pertandingan serta kisruh akomodasi bagi atlet telah mencoreng wajah kita. Skandal memalukan itulah yang tak ingin diulang oleh Burma. Bahkan kasus bancakan korupsi juga meninggalkan noda hitam di ajang yang menjunjung tinggi sportivitas ini.
Satu hal yang melegakan karena pada akhirnya kita mampu menjadi juara umum Sea Games XXVI dengan meraup 154 medali emas. Torehan prestasi itu seolah menjadi pelepas dahaga setelah dari tahun ke tahun kita terpuruk.
SEA Games kali ini Indonesia mengirimkan 674 atlet. Kita berharap kontingan Indonesia juga "berbicara" di luar kandang untuk memperebutkan 460 medali emas di semua cabang olahraga. Walaupun harus diakui, tak ada hingar bingar persiapan SEA Games. Bahkan mungkin banyak rakyat Indonesia yang tak tahu, jika pahlawan-pahlawan olahraga tengah bertanding demi harga diri bangsa.
Pemerintah tampaknya juga angot-angotan dalam mempersiapkan SEA Games. Buktinya, anggaran kerap tersendat, sehingga mengganggu persiapan tim. Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), Surya Dharma sempat berujar publik Indonesia jangan bermimpi untuk menjadi juara umum di SEA Games Burma. Ini menyusul dengan kekurangan dana persiapan Pelatnas SEA Games yang tengah mereka hadapi. Akibatnya, beberapa program berantakan, termasuk uji coba atlet ke luar negeri dikurangi.
Pembinaan olahraga semakin lama semakin tak menjadi prioritas di negeri ini. Padahal lewat olahraga, kita bisa menunjukkan kekuatan pada dunia. Setidaknya kita bisa memiliki kebanggaan jika anak bangsa mampu bersaing dengan atlet-atlet luar negeri. Dunia mengakui jika olahraga mampu meningkatkan citra bangsa. Dan semua hanya bisa diperoleh melalui proses yang panjang bukan dengan cara-cara instant.
Memburu prestasi perlu kerja keras.
SEA Games Burma, Mimpi Mempertahankan Gelar
Kemarin, puncak pergelaran olahraga di kawasan Asia Tenggara, SEA Games ke-27 resmi dibuka di Burma. Sekitar 7.000 atlet dan 2.500 ofisial pendukung dari 11 negara membanjiri Burma.

EDITORIAL
Kamis, 12 Des 2013 08:55 WIB


sea games, burma
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai