Warga Bogor dan sekitarnya sejak Rabu malam hingga Kamis kemarin harus gelap-gelapan akibat listrik padam. Aktivitas terganggu, mereka menjerit kehabisan air, karena banyak pompa air tak bisa bekerja. PLN mengumumkan listrik yang padam berjam-jam itu akibat rusaknya trafo di gardu induk Cibinong.
Tak hanya warga Bogor, krisis listrik lebih parah juga dialami warga di Sumatera Utara. Bahkan di Langkat, dalam sehari listrik bisa padam hingga 3 kali dengan durasi tiga jam. Mereka tampaknya harus bersabar, karena PLN memperkirakan pemadaman bergilir di Sumatera bagian utara dan Aceh baru akan berakhir pada awal November mendatang.
Krisis listrik juga merembet ke Provinsi Lampung. Di Kalimantan, listrik byar pet tiba-tiba adalah biasa. Yang tidak biasa adalah lampu menyala terus sepanjang tahun, begitu gurauan getir warga.
Krisis listrik di banyak daerah sebenarnya bukanlah hal yang baru. Bahkan masih banyak penduduk yang belum menikmati aliran setrum. Sementara di sisi lain, kita "diteror" dengan tarif listrik yang terus naik. Di bulan Oktober ini saja, tarif dasar listrik naik 3,5 persen. Bagaimana tidak jengkel? Sudah patuh membayar kewajiban namun tidak mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
Pemerintah menyatakan pada 2017 Indonesia akan terancam krisis listrik karena pasokan yang berkurang. Tapi fakta menunjukkan, krisis listrik sebenarnya sudah mulai terjadi di banyak daerah.
Sudah berulangkali kita menyerukan agar pemerintah mulai memikirkan energi terbarukan untuk mencukupi kebutuhan listrik. Negara ini dilimpahi dengan kekayaan alam yang bisa menjadi sumber energi. Matahari yang bisa menghasilkan energi surya nyaris tak pernah berhenti bersinar di negeri ini. Belum lagi angin, gelombang laut, dan air yang tak akan ada habisnya untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi. Itu masih ditambah dengan sumber energi ethanol dari produk pertanian yang juga tumbuh subur.
Jika sumber energi terbarukan ada di depan mata, lalu kenapa kita masih was-was dengan ancaman krisis listrik? Jika prediksi pasokan listrik berkurang sudah ada bertahun-tahun lalu, kenapa belum ada gebrakan dari pemerintah untuk mengatasi hal tersebut?
Pemerintah lebih banyak mencari cara-cara yang cepat tapi justru memunculkan masalah baru dalam mengatasi krisis listrik. Di Sumatera, misalnya, PLN memilih menyewa diesel. Tentu saja langkah ini berakibat bengkaknya belanja PLN, padahal subsidi listrik dari tahun ke tahun terus membengkak. Setiap tahun, anggaran yang digelontorkan untuk subsidi listrik mencapai lebih dari Rp100 triliun.
Kita membutuhkan langkah nyata, bertahap tapi konsisten. Peraturan Presiden soal energi terbarukan yang dikeluarkan pada 2006 lalu, masih jauh dari target. Sudah saatnya kita fokus mengembangkan energei terbarukan ini. Jangan malu mencontoh negara lain yang sudah sukses meninggalkan energi fosil.
Kita bisa belajar dari Islandia, misalnya, yang sama-sama memiliki potensi energi panas bumi cukup besar. Mayoritas kebutuhan listrik di negeri itu, disumbang dari tenaga hidro dan panas bumi. Hanya 0,1 persen minyak fosil digunakan di negara pulau itu. Bahkan Islandia kini benar-benar berupaya 100% terbebas dari bahan bakar fosil.
Krisis minyak tahun 1970-an memaksa pemerintah Islandia mengubah kebijakan energi mereka. Dana dikucurkan untuk membangun proyek ini. Kuncinya adalah konsisten, karena ketika krisis minyak dunia berakhir, dan negara-negara lain mulai kembali ke minyak bumi, Islandia tetap mengembangkan energi terbarukan. Sekarang ketika banyak negara masih berjalan dalam tahap wacana, rakyat Islandia sudah dimanjakan dengan sumber energi terbarukan.
Sekali lagi, butuh konsistensi agar kita bisa lepas dari jeratan energi minyak yang berputar layaknya lingkaran setan. Inilah saatnya pemerintah tak jemu-jemu menyerukan kepada rakyat mengenai kebijakan energi terbarukan. Dan tidak memanjakan rakyat dengan kebijakan instan yang justru menuntun ke jurang masalah yang lebih dalam lagi.
Listrik Byar Pyet Akibat Inkonsistensi Pemerintah
Warga Bogor dan sekitarnya sejak Rabu malam hingga Kamis kemarin harus gelap-gelapan akibat listrik padam. Aktivitas terganggu, mereka menjerit kehabisan air, karena banyak pompa air tak bisa bekerja. PLN mengumumkan listrik yang padam berjam-jam itu akib

EDITORIAL
Jumat, 11 Okt 2013 09:23 WIB


listrik, inkonsistensi, pln, hidro
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai