Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan kekeringan tahun ini bakal lebih parah dari 2016. Catatan BMKG sudah 2 bulan ini Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara tak diguyur hujan. NTT menjadi yang terparah lantaran sudah 100 hari hujan tak mengguyur tanah yang langganan kekeringan.
Itu sebab, 3 hari lalu Presiden Joko Widodo secara khusus menggelar rapat membahas kekeringan. Selain kementerian dan lembaga, sejumlah kepala daerah turut diundang. Kepala Negara menginstruksikan para aparaturnya untuk memastikan ketersediaan air bersih dan pangan bagi warga yang terdampak bencana kekeringan. Tak lupa Presiden mengingatkan untuk mengantisipasi potensi bahaya kebakaran hutan dan lahan terutama gambut akibat kekeringan.
Para menteri, kepala lembaga juga kepala daerah sepatutnya segera melaksanakan instruksi tersebut. Dan terutama yang terpenting adalah memastikan sumber-sumber air terjaga kelestariannya. Ini artinya, tak boleh lagi ada aktivitas bisnis semacam penambangan yang berpotensi merusak lingkungan dan sumber air seperti di pegunungan Kendeng, Jawa Tengah.
Alam sudah kerap memberi peringatan aktivitas semacam penambangan menghancurkan kehidupan sekitar. Bencana kekeringan saat kemarau dan banjir longsor saat musim penghujan tiba. Tentu kita tak ingin bencana itu terjadi dan menelan korban jiwa dan harta benda warga. Menjadi tugas pemerintahlah untuk memastikannya.