Hampir 10 tahun silam, pejuang hak asasi manusia, Munir Said Thalib tiada karena dibunuh dengan racun. Pada 7 Desember 2004, Munir harus menahan sakit, berjuang mempertahankan nyawanya dari racun arsenik saat dalam perjalanan dari Jakarta menuju Amsterdam, Belanda. Alih-alih melanjutkan belajar di negeri kincir angin, Munir kembali ke ibu pertiwi dengan tanpa nyawa. Hingga kini dalang pembunuh keji itu masih bebas melenggang.
Sulitnya proses pengusutan hingga putusan sampai gerbang terakhir pengadilan, Mahkamah Agung jauh dari rasa keadilan. Muchdi Prawiro Pranjono, Deputi Badan Intelejen Negara yang didakwa sebagai orang dibalik pembunuhan Munir , divonis bebas pengadilan Jakarta Selatan. Padahal Jaksa menuntutnya dengan kurungan 15 tahun penjara.
Begitu juga dengan terdakwa lain Pollycarpus Budihari Priyanto. Pengadilan negeri hingga tinggi menghukumnya 14 tahun penjara karena terbukti membunuh Munir. Namun kasasi di MA kemudian menganulir dengan mengurangi hukuman menjadi 2 tahun penjara. Jaksa lantas mengajukan Peninjauan Kembali (PK) yang kemudian dikabulkan oleh MA dengan menambah hukuman menjadi 20 tahun penjara. Polly membalasnya dengan PK yang kemudian membatalkan PK jaksa.
Suciwati, istri Munir tak hendak berhenti berjuang menuntut keadilan. Kepedihan ditinggal suami dan ayah tak membuat keluarga Munir memelihara dendam. Kepada kedua anaknya Sultan Alif Allende (15) dan Diva Suu Kyii Larasati (11), Suci mengajarkan untuk mencintai kemanusiaan tak membenci hingga ke tulang sumsum komplotan jahat pembunuh Munir. (Baca juga: Asa Suciwati di Peringatan 10 Tahun Munir)
Menolak lupa! Suci dan sahabat Munir, kemarin berkumpul di Utan Kayu, Jakarta Timur, menegaskan itu. Munir tetap ada dan terus berlipat ganda. Fiat justitia ruat caelum.Keadilan harus ditegakkan meski langit runtuh. (Baca juga: Ini Rangkaian Peringatan '10 Tahun Munir')
Munir Ada dan Berlipat Ganda
Menolak lupa! Suci dan sahabat Munir, kemarin berkumpul di Utan Kayu, Jakarta Timur, menegaskan itu. Munir tetap ada dan terus berlipat ganda. Fiat justitia ruat caelum.

EDITORIAL
Rabu, 03 Sep 2014 09:26 WIB

munir, suciwati, muchdi, pollycarpus, menolak lupa
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai