Bagikan:

Salam Pramuka!

Coba tanya anak sekarang mengenai pramuka. Pasti banyak yang bingung. Mereka mengikuti kegiatan pramuka hanya karena sekolah mewajibkan setiap siswa untuk mengikuti kegiatan ini.

EDITORIAL

Kamis, 14 Agus 2014 09:33 WIB

Author

KBR

Salam Pramuka!

pramuka, morse, berkemah

Hari ini, Gerakan Pramuka Indonesia tepat berusia 53 tahun. Sebuah gerakan yang tak lagi muda, sudah matang dan harusnya mapan. Gerakan ini punya cita-cita mendidik siswa agar memiliki semangat persatuan dan kesatuan yang kuat, memiliki aktivitas yang tinggi dalam kedisiplinan, kemandirian, kejujuran, kerjasama, tanggungjawab, dan cinta tanah air.

Tapi coba tanya anak sekarang mengenai pramuka. Pasti banyak yang bingung. Mereka mengikuti kegiatan pramuka hanya karena sekolah mewajibkan setiap siswa untuk mengikuti kegiatan ini.

Mereka melihat pramuka sebagai organisasi “jadul” yang tak lagi cocok dengan perkembangan zaman yang semakin canggih dengan teknologi. Buat apa repot-repot belajar sandi morse, berkirim pesan bisa pakai SMS atau blackberry massanger (BBM).

Anak sekarang juga malas mengikuti kegiatan berkemah. Main playstation malah membuat anak merasa senang terkurung di dalam rumah. Mendapat skor tinggi lebih menyenangkan dibanding ketrampilan membangun tenda dan tidur di alam terbuka.

Kini Pramuka hanya dimaknai secara prosedural, sebatas seragam coklat. Diperingati setahun sekali dengan menghadirkan presiden, dan para petingi negara, namun terasa miskin makna.

Perlu ada peremajaan dalam gerakan ini. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan  minat kaum muda terhadap pramuka. Selain itu, revitalisasi juga menyasar target agar pramuka menjadi wadah pembentukan karakter kaum muda.

Perlu ada terobosan dari para pembina pramuka untuk membawa gerakan ini agar selaras dengan kemajuan zaman dan tak membosankan. Mungkin kalau belajar sandi sudah terlalu jadul, peserta pramuka bisa belajar menggunakan GPS saat jelajah alam.

Pramuka jelas masih dibutuhkan. Salah satu yang masih relevan dari gerakan ini adalah membangun karakter. Gerakan kepanduan ini masih sangat dibutuhkan oleh Indonesia yang sedang sakit akibat tergerusnya moralitas, akhlak, dan budaya korup serta anarkisme.

Pramuka juga bisa dipakai untuk membangun rasa percaya diri anak. Anak bisa belajar dua hal, yakni belajar berorganisasi dan melakukan beragam kegiatan di dalam dan luar ruangan. Kegiatan ini bisa merangsang pertumbuhan otak kanan dan otak kiri anak didik.

Pramuka harus dibuat fleksibel dan menyenangkan.

Salam Pramuka!

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending