Kota Banyuwangi tahun ini didapuk sebagai satu dari 40-an Compassionate City alias Kota Welas Asih di dunia. Banyuwangi kini sejajar dengan Seattle di Amerika Serikat, Capetown di Afrika Selatan dan Leiden di Belanda, sekaligus menjadi Kota Welas Asih yang pertama di Indonesia. Total ada 231 negara di seluruh dunia yang sedang dalam proses menuju predikat ini termasuk Jakarta, Bandung dan Bali.
Predikat Kota Welas Asih diberikan kepada Banyuwangi karena kota ini dianggap memiliki sejumlah program yang menghargai nilai-nilai kasih sayang, humanisme dan kebhinnekaan. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan kalau daerahnya berkomitmen untuk menjadi daerah yang penuh cinta, bertabur kasih sayang dalam konteks ekonomi juga sosial.
Charter for Compassion atau Deklarasi Welas Asih yang ditandatangani Banyuwangi juga sudah ditandatangani oleh sejumlah tokoh dunia, seperti pakar agama Karen Amstrong. Sebagai bagian dari jaringan Kota Welas Asih, Banyuwangi berkesempatan belajar dari negara-negara lain, seperti Venezuela yang memiliki program “Pending Meal” atau “Makanan yang Disimpan”. Di sana, setiap kali orang memesan 6 ayam goreng di restoran, misalnya, maka ada 3 ayam yang disimpan dulu untuk kemudian disumbangkan kepada orang miskin.
Apa yang sebetulnya dilakukan Banyuwangi? Bupati Anas selalu hadir di perayaan Natal di gereja, di sana ada pertemuan rutin lintas agama, serta Gerakan Siswa Asuh Sebaya. Program unik yang juga digagas Banyuwangi adalah Gerakan Sedekah Oksigen. Gerakan yang terakhir ini adalah upaya menanam pohon di sekitar tempat ibadah sekaligus menyelipkan pesan lingkungan dalam kotbah keagamaan.
Gagasan dasar dari apa yang dikerjakan di Banyuwangi adalah keyakinan sang bupati kalau kebijakan publik harus memanusiakan manusia. Bupati Anas juga meyakini ada ide universal yang bisa dikawal bersama antar umat beragama demi kemajuan daerah.
Di tengah bergeraknya ajaran jahat bernama ISIS di Indonesia, hendaknya kita berhenti sejenak dan memikirkan apa yang dilakukan di Banyuwangi. Karena sejatinya, itu adalah penguatan atas gagasan Bhinneka Tunggal Ika, yang hingga kini masih terpasang di kaki Garuda Pancasila. Keberagaman, juga rasa welas asih dan toleransi, adalah pondasi berdirinya negara ini.
Kita seperti tengah diingatkan oleh Banyuwangi bahwa seperti inilah wajah Indonesia yang sebenar-benarnya.
Baca juga: Banyuwangi Tandatangani Piagam Kasih Sayang Pertama di Indonesia