Bagikan:

69, Jalan Keras

Barangkali inilah tema kita sekarang di peringatan 69 tahun kemerdekaan. Memupuk keyakinan akan harapan, dan memelihara semangat bekerja keras.

EDITORIAL

Jumat, 15 Agus 2014 09:14 WIB

Author

KBR

69, Jalan Keras

69, Jalan Keras, kemerdekaan, proklamasi, keyakinan

Ini angka dan posisi bagus: 69. Angka ini salah satu simbol keseimbangan. Seperti pada siang-malam, tepi-tengah, tarik dan tolak. Ini pekan angka 69 petanda ulang tahun kemerdekaan kita: Indonesia. Angka yang menjanjikan.

Bukan bermaksud menyebar tahayul angka-angka, tapi ini sekaligus memupuk harapan. Ingatlah bahwa belum terlalu lama dari hari ini orang Indonesia nyaris hilang harapan. Setelah orang-orang di pucuk kekuasaan, bekerja bukan bagi rakyat yang memilihnya. Frustrasi melahirkan kemampuan beradaptasi yang membuat keadaan jauh dari baik.

Lalu situasi kebatinan berubah. Dan barisan relawan menyebarkan spirit yang hilang lama. Spirit yang melahirkan keyakinan bahwa hidup lebih baik dapat diraih. Tentu dengan upaya keras. Tak ada jalan mudah, tapi bukan tidak mungkin.

Barangkali inilah tema kita sekarang di peringatan 69 tahun kemerdekaan. Memupuk keyakinan akan harapan, dan memelihara semangat bekerja keras. Pertama, kita harus sama-sama percaya bahwa hanya melalui jalan keras yang digerakkan secara bersama-sama suatu pintu baru akan terbuka. Hanya kepercayaan jenis ini yang memungkinkan Sukarno membacakan proklamasi di muka rumahnya, 17 Agustus 1945.

Pada hari-hari lalu, kita sering bekerja sendiri-sendiri. Mengeluh juga sendiri. Padahal proklamasi mengajarkan tentang ikatan sapu lidi, tentang apa yang disebut di Maluku sebagai pei hela. Kita bersaudara, saudara-saudara. Warna kulit dan potongan rambut boleh berbeda, golongan darah juga berlainan, tapi di darah tiap kita mengalir kisah perjuangan yang sama. Meme yang meloncat dari satu generasi ke generasi berikutnya di negeri kepulauan ini memberi catatan yang sama. Kisah tentang penindasan dan perlawanan yang membuat ikatan saudara itu terbentuk.

Kalau sesama saudara, apa boleh beda keyakinan? Apa boleh beda pilihan? Tentu boleh.

Tapi sebagai saudara, perbedaan itu bukan alasan baku pukul apalagi baku bunuh. Keyakinan ini yang kita bangun makin kuat di 69 tahun kemerdekaan.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending