Bagikan:

Merindu Rasa Aman

Setiap jelang hari raya, maka banyak di antara kita yang diliputi pertanyaan: apakah akan ada

EDITORIAL

Selasa, 06 Agus 2013 14:44 WIB

Author

KBR68H

Merindu Rasa Aman

wihara ekayana, bom, rohingya, rasa aman

Setiap jelang hari raya, maka banyak di antara kita yang diliputi pertanyaan: apakah akan ada  bom kali ini? Atau perayaan akan berlangsung aman-aman saja?

Setelah beberapa tahun belakangan mencecap rasa aman, kali ini kenyamanan kita kembali terusik. Bom berdaya ledak rendah meledak Minggu malam di tempat peribadatan umat Buddha, Vihara Ekayana di Jakarta Barat. Dua orang mengalami luka-luka.

Analisa CCTV menunjukkan kalau ada tulisan di bungkusan paket bom berbunyi: Kami menjawab jeritan Rohingya. Warga Rohingya adalah kelompok minoritas di Burma yang menjadi sasaran kekerasan kelompok mayoritas Buddha di negara tersebut. Konflik antara Muslim Rohingya dan penganut Buddha di Burma bermula dari kasus pemerkosaan dan pembunuhan, lantas meluas jadi konflik agama yang hingga kini belum tuntas.

Polisi harus menyelidiki lebih lanjut kasus terorisme ini dengan tidak mengabaikan nuansa Rohingya yang ada dalam kasus ini. Tapi yang lebih penting kita lakukan sebagai warga negara, juga sebagai umat beragama, adalah untuk tetap berkepala dingin.

Kondisi di vihara mulai kondusif. Tapi tak begitu dengan rasa aman kita sebagai warga negara.

Majelis Budhayana Indonesia telah menghimbau umat Buddha untuk menahan diri. Juga menyerahkan penyelesaian kasus ini kepada Kepolisian Indoensia. Kepolisian juga sontak mewanti seluruh pengurus rumah ibadah, tak hanya vihara, untuk lebih berhati-hati terhadap pengunjung. Barang dan orang tetap harus dicek, selaiknya yang dilakukan di gedung dan hotel.

Dalam situasi seperti ini, sangat mudah memicu adu domba antar umat beragama. Karena itulah bekas Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta insiden ini justru dijadikan momentum untuk meningkatkan toleransi. Bagi umat Muslim, mumpung ini bulan suci Ramadhan, jadikanlah bulan ini untuk menahan diri. Jika betul bom ini terkait urusan Rohingya, maka biarlah itu diurus oleh polisi. Jika ada sentimen keagamaan yang dimunculkan di sini, sedianya ini dihadapi dengan hati lapang dan kepala dingin.

Barisan Ansor Serbaguna atau Banser langsung mengulurkan bantuan pengamanan rumah ibadah pasca teror bom di vihara tersebut. Sikap seperti inilah yang perlu dikembangkan di tengah masyarakat.

Insiden ini juga sekaligus jadi pengingat, betapa kayanya negeri ini akan perbedaan. Dan kekayaan inilah yang terus menerus diuji dengan aksi teror, bom dan kekerasan yang pernah terjadi di masa lalu. Tugas kitalah untuk makin tangguh menghadapi ujian demi ujian terhadap keberagaman negeri ini.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending