Bagikan:

Ketar-ketir Karena Rupiah

Rupiah menjadi topik yang paling menyita perhatian dalam beberapa hari terakhir. Nilai tukar mata uang Indonesia itu terus melemah terhadap dolar Amerika. Kemarin pagi, untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir, rupiah diperdagangkan di posisi Rp11

EDITORIAL

Jumat, 23 Agus 2013 09:27 WIB

Author

KBR68H

Ketar-ketir Karena Rupiah

rupiah, dolar, bi rate, bank indonesia, keuangan

Rupiah menjadi topik yang paling menyita perhatian dalam beberapa hari terakhir. Nilai tukar mata uang Indonesia itu terus melemah terhadap dolar Amerika. Kemarin pagi, untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir, rupiah diperdagangkan di posisi Rp11.000 per dolar Amerika.

Melemahnya nilai tukar rupiah ini sebenarnya seperti buah simalakama. Di satu sisi, kalangan importir menjerit karena bahan-bahan yang dipesan dari luar negerinya harganya jadi melonjak. Industri otomotof dan ritel merupakan contoh industri yang masih tergantung kepada bahan impor.

Di sisi lain, kalangan eksportir akan merasakan dampak positif karena nilai barang yang akan dijual ke luar negeri jadi semakin tinggi. Dibandingkan mata uang negara lain di Asia, rupiah menjadi yang paling besar penurunannya. Bank Indonesia sebagai otoritas yang bertugas mengontrol nilai tukar rupiah punya sejumlah cara untuk meredam pelemahan nilai tukar rupiah.

Cara pertama, mengintervensi pasar uang untuk menstabilkan rupiah. Konsekuensi dari intervensi ini, cadangan devisa akan berkurang. Selain itu, tidak ada jaminan intervensi dari Bank Indonesia di pasar uang bisa menguatkan atau menstabilkan rupiah. Cara kedua adalah menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate. Kebijakan ini juga mempunyai dampak ganda. Di satu sisi bisa memperkuat rupiah dan di sisi lain menekan pertumbuhan ekonomi.

Suku bunga yang tinggi akan membuat bank kesulitan menyalurkan kredit. Tanpa adanya kredit perbankan, dunia usaha tidak bisa mengembangkan bisnisnya. Masyarakat juga akan menjerit karena bunga kredit bank ikut naik. Akan tetapi, langkah paling strategis dalam jangka pendek tetap dengan menaikkan suku bunga acuan yang kini 6,5 persen. Menaikkan BI Rate bisa membuat investor asing tertarik untuk menanamkan kembali uangnya di Indonesia. Masuknya dolar ke dalam negeri bisa mengurangi tekanan kepada rupiah.

Dampak lain dari melemahnya rupiah adalah melonjaknya harga barang-barang elektronik. Yang paling mengkhawatirkan lagi adalah, jumlah utang Indonesia akan semakin besar. Karena, hampir sebagian besar utang menggunakan mata uang dolar Amerika. Anjloknya nilai tukar rupiah membuat Presiden SBY menggelar rapat bersama anak buahnya. Meski tidak bertanggung jawab terhadap nilai tukar rupiah, pemerintah tidak bisa menutup mata bahwa rupiah yang melemah akan mempengaruhi kinerja perekonomian nasional.

Hari ini, pemerintah melalui Menteri Keuangan Chatib Basri berjanji akan mengumumkan paket kebijakan untuk meredam pelemahan rupiah. Apapun kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, kita tentu berharap rupiah tidak akan terus melemah. Jangan sampai kehidupan masyarakat semakin ketar-ketir karena rupiah.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending