Survei terbaru yang digelar Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan tingkat keterpilihan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok jauh mengungguli calon lawan-lawannya. Selisihnya lebih 30 persen dari calon pesaing terkuat bekas Menteri Yusril Ihza Mahendra. Dalam survei terkait pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta ini, dari 646 responden, Ahok mendapat dukungan 36,6 persen. Yusril di peringkat kedua dengan meraih 2,8 persen, selisih tipis dengan pengusaha Sandiaga Uno dengan 2,1 persen.
Kuatnya posisi Ahok juga tampak ketika disimulasikan dengan 22 nama calon. Dengan simulasi semi terbuka ini dukungan bagi Ahok mencapai 53,4 persen. Jauh dari peringkat dua yang masih diduduki Yusril dengan 10,4 persen suara. Di peringkat ketiga ada Walikota Surabaya Tri Rismaharini dengan 5,7 persen.
Mayoritas responden memilih petahana lantaran puas dengan kinerja Ahok. Menurut mereka kepemimpinan Ahok terbukti membawa kemaslahatan bagi warga. Selain itu sebagian besar warga ibu kota itu memilih eks anggota DPR itu lantaran tegas dan telah memiliki pengalaman.
Dari hasil survei itu kita melihat sebagian warga Jakarta memiliki pandangan yang jernih terhadap calon kepala daerahnya. Meski Ahok terus diserang kampanye negatif melalui media sosial juga aksi unjuk rasa, tak menyurutkan orang untuk mendukungnya.
Meski begitu ada catatan yang mesti diperhatikan dari survei SMRC. Sebanyak 41 persen responden setuju dengan pandangan non-Muslim tak boleh memimpin di daerah mayoritas warganya beragama Islam. Pandangan ini jelas tak mewakili semangat pendirian bangsa Indonesia yang majemuk dan bukan negara berdasar agama. Apapun etnisnya, apapun agama atau keyakinannya, mestinya memiliki kesempatan yang sama. Tak sekadar menjadi kepala daerah, bahkan kepala negara Republik Indonesia.