Kepolisian kemarin meminta masyarakat tak panik atas hilangnya 250 batang dinamit pekan lalu. Dinamit yang akan dikirim ke Bogor, Jawa Barat itu hilang dalam perjalanan. Dua dus dinamit itu hilang dari truk keempat yang beriringan menuju perusahaan tambang yang memesan peledak itu. Kepolisian masih mendalami hilangnya 2 boks dinamit tersebut.
Masyarakat mungkin tidak panik, tapi cemas jelas ada. Dinamit bukan sejenis barang mainan atau elektronik yang mudah diperjual-belikan. Siapapun yang mengambil peledak itu tentu punya tujuan tertentu yang patut kita kuatirkan. Pemesanan dan distribusi barang berbahaya semacam dinamit ini mestinya mendapat perhatian ekstra. Semuanya mesti terdata dan melalui prosedur yang ketat dari pengiriman hingga pemanfaatannya. Tujuannya tentu agar tidak disalahgunakan.
Kita patut cemas mengingat aksi kekerasan terorisme masih menjadi momok di masyarakat. Belum ada tanda-tanda para teroris punah dari bumi pertiwi ini, meski Detasemen Khusus (Densus) 88, Kepolisian sudah menjebloskan ratusan tersangka kasus terorisme ke balik jeruji besi. Seperti juga korupsi, terorisme adalah bentuk kejahatan luar biasa. Tak mudah dihadapi dan butuh waktu panjang untuk menuntaskannya. Partisipasi masyarakat diperlukan untuk mempercepat kepunahan kedua kejahatan tersebut. Karena korbannya justru adalah masyarakat banyak.
Karena itu kita patut mempertanyakan, bagaimana ratusan batang dinamit itu bisa raib? Bagaimana bisa peledak berbahaya itu bisa diangkut hanya menggunakan truk berpenutup terpal tanpa pengamanan yang memadai? Siapa yang bertanggungjawab atas pengiriman itu? Mestinya untuk barang-barang dengan resiko tinggi itu, diberi pengamanan berlapis untuk mencegah dibegal di tengah jalan atau digunakan untuk kepentingan yang tidak seharusnya.
Bukan kali ini keteledoran bahkan bisa jadi kesengajaan membahayakan masyarakat. Sudah jadi hal yang lumrah kalau orang menggunakan bahan berbahaya seperti merkuri, boraks atau formalin bahkan untuk produk yang dikonsumsi. Demi menangguk untung besar tak peduli tindakan itu membahayakan keselamatan dan kesehatan orang banyak. Begitupun kasus dinamit ini, kecerobohan yang bisa membahayakan orang lain ini mesti diganjar sanksi yang setimpal.
Kita berharap kepolisian bisa segera mengungkap siapa yang bertanggungjawab atas hilangnya 25 batang dinamit itu. Sekaligus menemukan dan menangkap pelaku pencurian. Hanya dengan itu, masyarakat bisa tenang. Himbauan untuk tidak panik tidak akan berarti banyak tanpa kerja cepat untuk menuntaskan kasus hilangnya ratusan dinamit tersebut.
Temukan Segera Dinamit yang Hilang
Kepolisian kemarin meminta masyarakat tak panik atas hilangnya 250 batang dinamit pekan lalu. Dinamit yang akan dikirim ke Bogor, Jawa Barat itu hilang dalam perjalanan. Dua dus dinamit itu hilang dari truk keempat yang beriringan menuju perusahaan tamban

EDITORIAL
Senin, 01 Jul 2013 09:42 WIB


dinamit, densus 88
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai