Tolak Fasisme
Era 1930-1940-an oleh sebagian publik di Jerman dan negara tetangganya dianggap sebagai masa yang kelam. Di era tersebut, terutama 1940-an rezim Nazi Jerman yang dipimpin Adolf Hitler tengah mencapai masa jayanya.

EDITORIAL
Kamis, 26 Jun 2014 09:21 WIB


fasisme, hitler, ahmad dhani, himmler
Era 1930-1940-an oleh sebagian publik di Jerman dan negara tetangganya dianggap sebagai masa yang kelam. Di era tersebut, terutama 1940-an rezim Nazi Jerman yang dipimpin Adolf Hitler tengah mencapai masa jayanya.Teror selalu disebar ke hampir segala penjuru. Satu persatu negara-negara tetangga ditaklukkan. Diawali dengan mencaplok Austria pada 1938 sampai penguasaan hampir seluruh benua Eropa pada 1942. Kala itu, Hitler memang tak terbendung. Lalu apa rahasianya? Fasisme.
Dalam kamus besar bahasa indonesia, fasisme diartikan sebagai prinsip atau paham golongan nasionalis ekstrem yg menganjurkan pemerintahan otoriter. Hitler sukses menerapkan ini lewat tentara SS Nazi. Pasukan ini kerap menebar teror. Mereka yang tak sepakat diciduk tanpa ketahuan lantas dihabisi. Teror dilancarkan agar masyarakat patuh.
Catatan kelam lainnya adalah pembunuhan jutaan orang yahudi dengan kejam. Ada yang dimasukkan ke dalam ruangan, lalu diberi gas beracun, sampai ada yang diberondong peluru. Wajar kalau hingga berpuluh tahun kemudian, rasa takut akan kebangkitan Nazi terus menghantui warga Jerman dan publik Eropa. Saking kesalnya dengan Nazi, seorang profesor di Jerman menyebut "Kalau sekarang ada sejumlah kecil anak-anak muda di Jerman yang diam-diam mengagumi dan memakai simbol Nazi, mereka akan dinilai sebagai orang-orang yang bebal".
Di tanah air, soal Nazi kembali ramai diperbincangkan. Ulah musisi Ahmad Dhani penyebabnya. Demi mendukung capres jagoannya, ia membuat video klip. Di dalamnya, pentolan grup band Dewa tersebut mengenakan seragam mirip milik Heinrich Luitpold Himmler, Komandan Satuan Elite Nazi, Schutzstaffel SS. Rekannya sesama pesohor yg juga menyokong salah satu capres, Tantowi Yahya menyebut aksi Dhani hanyalah untuk kepentingan seni.
Kita hanya bisa berharap begitu adanya. Jangan sampai pikiran fasis menggelayut di dalam otaknya, juga otak kita.
Dalam kamus besar bahasa indonesia, fasisme diartikan sebagai prinsip atau paham golongan nasionalis ekstrem yg menganjurkan pemerintahan otoriter. Hitler sukses menerapkan ini lewat tentara SS Nazi. Pasukan ini kerap menebar teror. Mereka yang tak sepakat diciduk tanpa ketahuan lantas dihabisi. Teror dilancarkan agar masyarakat patuh.
Catatan kelam lainnya adalah pembunuhan jutaan orang yahudi dengan kejam. Ada yang dimasukkan ke dalam ruangan, lalu diberi gas beracun, sampai ada yang diberondong peluru. Wajar kalau hingga berpuluh tahun kemudian, rasa takut akan kebangkitan Nazi terus menghantui warga Jerman dan publik Eropa. Saking kesalnya dengan Nazi, seorang profesor di Jerman menyebut "Kalau sekarang ada sejumlah kecil anak-anak muda di Jerman yang diam-diam mengagumi dan memakai simbol Nazi, mereka akan dinilai sebagai orang-orang yang bebal".
Di tanah air, soal Nazi kembali ramai diperbincangkan. Ulah musisi Ahmad Dhani penyebabnya. Demi mendukung capres jagoannya, ia membuat video klip. Di dalamnya, pentolan grup band Dewa tersebut mengenakan seragam mirip milik Heinrich Luitpold Himmler, Komandan Satuan Elite Nazi, Schutzstaffel SS. Rekannya sesama pesohor yg juga menyokong salah satu capres, Tantowi Yahya menyebut aksi Dhani hanyalah untuk kepentingan seni.
Kita hanya bisa berharap begitu adanya. Jangan sampai pikiran fasis menggelayut di dalam otaknya, juga otak kita.
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai