Tahun ini Mustopa mestinya berusia 30 tahun. Mungkin sudah bekerja. Mungkin juga sudah punya anak istri. Atau mungkin punya dua anak. Tapi hidup adalah misteri. Dan ibunya, Kusmiati, tidak akan benar-benar tahu apa yang akan terjadi.
Mustopa meregang nyawa 16 tahun lalu di Yogya Plaza di bilangan Klender, Jakarta Timur.
Mustopa adalah satu dari ratusan, atau bahkan mungkin ribuan, jenazah yang tewas terpanggang di sana. Saat itu Panglima ABRI Wiranto menyebut mereka sebagai "penjarah" label yang membuat hati Kusmiati terluka. Bagi Kusmiati, Mustopa adalah anak baik. Gemar main catur. Masa depannya panjang. Tahun 1998 lalu, Mustopa baru berusia 14 tahun, duduk di bangku 2 SMP. Sore itu, Mustopa pamit main catur dengan teman-temannya, lalu pergi meninggalkan rumah. Saat itu Kusmiati tak tahu kalau itu adalah pertemuan terakhirnya dengan si anak sulung.
Begitu Maghrib tiba, Kusmiati mulai was-was. Anaknya tak kunjung pulang. Sementara di luar riuh rendah dan semua orang berduyun-duyun menuju ke Yogya Plaza di Klender, tak jauh dari rumah Kusmiati. Kusmiati ikut ke sana. Entah mengapa, ia yakin anaknya ada di sana. Keyakinan itu pula yang membuat ibu ini nekad menembus asap dan api yang masih berkobar di pusat perbelanjaan tersebut. Kusmiati akhirnya bertemu untuk kali terakhir dengan Mustopa di RSCM. Jenazahnya gosong. Tubuhnya berminyak. Dan di kiri kanannya ada ratusan jenazah dengan kondisi serupa.
Saya beruntung dikasih umur panjang, kata Kusmiati usai upacara tabur bunga di sana kemarin. Dengan bekal umur panjang itu pula, Kusmiati tak pernah surut semangatnya. Setiap Mei ia rajin berdemo dengan teman-teman sesama ibu korban Mei 1998. Dia juga rajin mengoleksi buku tentang Tragedi Mei 1998 dan tak mengizinkan keluarganya mengutak-atik koleksinya itu. Kemarin ia memakai kaos hitam bertuliskan Paguyuban Keluarga Korban 14 Mei 1998.
Usai tabur bunga, Kusmiati seperti teringat kembali akan anaknya, Mustopa. Ia merapal doa, sembari menebar kelopak bunga merah dan putih di sekeliling Mall Klender, tempat anaknya tewas 16 tahun lalu. Lalu ia lantang berkata, ?Prabowo dan Wiranto harus bertanggung jawab! Di mana mereka saat kerusuhan terjadi?
16 Tahun Kusmiati Menunggu Tuntasnya Peristiwa Mei 1998
Tahun ini Mustopa mestinya berusia 30 tahun. Mungkin sudah bekerja. Mungkin juga sudah punya anak istri. Atau mungkin punya dua anak. Tapi hidup adalah misteri. Dan ibunya, Kusmiati, tidak akan benar-benar tahu apa yang akan terjadi.

EDITORIAL
Rabu, 14 Mei 2014 09:45 WIB

kusmiati, mei 1998, yogya plaza, klender, prabowo
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai