Hari ini dunia memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Internasional. Tema tahun ini adalah air dan keanekaragaman hayati. Dua hal ini adalah nyawa bagi bumi: tanpa keduanya, apa jadinya bumi kita ini. Kering kerontang dan tak berpenghuni.
Tantangan terbesar yang dihadapi bumi untuk menjaga air dan keanekaragaman hayati adalah penghuninya sendiri: manusia. Pembangunan yang terus melaju adalah jawaban atas banyak hal; sekaligus ancaman bagi bumi dan seisinya. Ekosistem terancam punah, air disedot habis-habisan seolah bumi ini tak bakal kita wariskan kepada anak cucu.
Sehari ini saja, marilah kita biarkan bumi bernafas. Mencecap air dan menikmati keanekaragaman hayati di dalamnya. Mensyukuri Indonesia yang dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman luar biasa: 17 persen seluruh makhluk hidup ada di Indonesia, serta 28 ribu jenis tumbuh-tumbuhan dan 400 jenis buah yang bisa dimakan dan bermanfaat bagi manusia.
Tahun ini juga bertepatan dengan peringatan Tahun Kerjasama Air Internasional oleh PBB. Badan PBB UNESCO sudah dipilih untuk memimpin kampanye global untuk meningkatkan kepedulian terhadap isu pengelolaan air. Tanpa air, seluruh kehidupan di muka bumi bakal berhenti. Ingat, tubuh manusia pun 70 persennya terdiri dari air. Karena itu pembangunan berkelanjutan di seantero muka bumi dihadang dengan tantangan utama berupa pengelolaan air.
Dan kita berkejaran dengan waktu. Data menunjukkan kalau 70 juta tahun lalu, 1 spesies hilang dalam 1,000 tahun. Sementara antara 1,980 sampai 2,000, satu spesies hilang dalam sehari.
Salah satu upaya konservasi yang melibatkan banyak orang dalam kegiatan yang menyenangkan adalah ekowisata. Tapi ini harus ekowisata yang serius dan komprehensif ,tak sekadar menjual udara segar dan pohon-pohon hijau lalu mengeruk uang dari sana.
Hutan Sahabat Green di wilayah Gunung Gede Pangrango adalah salah satu jawaban terdekat yang bisa Anda peroleh dari ibukota. Di sini ada 100 tumbuhan yang dilindungi yang sudah ada catatannya dengan lengkap. Ini pun baru sebagian kecil dari seluruh keanekaragaman hayati yang ada di kawasan hutan ini. Semuanya pun bermanfaat, selain untuk dikonsumsi langsung, juga untuk dijadikan obat.
Dengan menjaga keanekaragaman hayati di atas bumi, maka saat itu juga kita telah memastikan keberlangsungan cadangan air di bawahnya. Karena air sejatinya adalah dasar dari semua ekosistem.
Bumi adalah sahabat manusia, dan tentu kita tak ingin dianggap sebagai musuh bumi. Tapi kita masih menyaksikan ada begitu banyak kekejaman yang dilakukan manusia terhadap alam, atas nama pembangunan, atas nama peradaban dan pembenaran lainnya.
Sehari ini saja, mari kita pikirkan apa kata Bumi soal kita... dan membiarkan bumi bernafas serta menjadikan kita, manusia, sebagai sahabat.
Sehari Saja, Biarkan Bumi Bernafas Lega
Hari ini dunia memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Internasional. Tema tahun ini adalah air dan keanekaragaman hayati. Dua hal ini adalah nyawa bagi bumi: tanpa keduanya, apa jadinya bumi kita ini. Kering kerontang dan tak berpenghuni.

EDITORIAL
Rabu, 22 Mei 2013 09:39 WIB

bumi, keanekaragaman hayati, konsevasi
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai