Pesta demokrasi itu usai sudah. Perhelatan besar kini memasuki masa-masa antiklimaks. Menunggu keputusan resmi dari penyelenggara pesta, yaitu KPU .
Setelah energi begitu besar terkuras untuk pemilu, kini saatnya semua kembali membumi. Terutama pemerintah.
Ada banyak pekerjaan rumah dan agenda besar menunggu ditangani dan diselesaikan sesuai janji pemerintah. Mulai dari kasus teror Novel Baswedan, sejumlah perkara pelanggaran hak asasi manusia berat masa lalu, berbagai perkara intoleransi, hingga mengusut dalang pembunuh aktivis HAM Munir.
Sekiranya hasil rekapitulasi KPU akhir Mei nanti juga memenangkan petahana, tidak ada alasan lagi bagi Presiden Joko Widodo menunda bergerak menyelesaikan apa yang sudah dijanjikan sebelumnya.
Pertimbangan elektabilitas pemilu, sudah usai. Pertimbangan politik apapun mestinya sudah tidak lagi menjadi kendala. Urusannya tinggal mau atau tidak.
Pemilu usai juga tidak berarti publik sudah bisa bernafas lega. Tanggung jawab sebagai warga negara masih harus berjalan: mengawal orang-orang terpilih itu, baik eksekutif atau legislatif agar amanah menjaga kepercayaan warga.