Bagikan:

Seksinya Suara Kaum Pendidik

Suara dari kalangan pendidik sangat "seksi" di musim kampanye Pemilu tahun ini. Ini membuat para pemimpin partai secara gamblang atau tersembunyi melobi para guru dan dosen.

EDITORIAL

Kamis, 03 Apr 2014 09:59 WIB

Author

KBR68H

Seksinya Suara Kaum Pendidik

pendidik, pemilu, bpri, guru, dosen

Suara dari kalangan pendidik sangat "seksi" di musim kampanye Pemilu tahun ini. Ini membuat para pemimpin partai secara gamblang atau tersembunyi melobi para guru dan dosen.

Pelaku kampanye itu antara lain Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Rabu kemarin (2/4), Presiden SBY meluncurkan program Beasiswa Presiden Republik Indonesia (BPRI). Dana Beasiswa dari hasil pengelolaan dana abadi pendidikan Rp 15,6 triliun itu diberikan untuk mahasiswa yang berniat meraih gelar master dan doktor.

Walau Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh membantah ada unsur politis di balik program ini, kita mudah menduga motifnya. Pertanyaan kita, mengapa program ini diluncurkan di masa kampanye atau seminggu jelang pencoblosan 9 April mendatang?

Dua hari sebelumnya (31/2), Presiden SBY juga menyurati 200-an mahasiswa peserta Program Beasiswa Pendidikan Mahasiswa Miskin atau Bidik Misi. Kalimat dalam surat "bayar dan tebuslah apa yang telah negara berikan kepada kalian semua" tentu menimbulkan perbedaan penafsiran, ada makna tersurat dan tersirat. Ini tak lain karena surat diberikan di masa kampanye.

Medium surat juga dipakai Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie untuk menggaet suara kalangan pendidik. Kemarin terungkap surat dari Aburizal untuk sejumlah guru SMA di Bandung, Jawa Barat. Isinya tak lain meminta guru untuk mendukungnya sebagai calon presiden. Aburizal juga berjanji mengangkat nasib guru dan memajukan dunia pendidikan.

Lain pemimpin, lain cara. Calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto, kemarin (2/4) di sebuah hotel di Jakarta, bertemu dengan puluhan guru besar dan kaum cendekia. Melalui momen itu, Prabowo ingin menunjukkan bahwa ia didukung kaum intelektual negeri ini, yang salah satunya bekas Rektor Universitas Padjajaran, Yuyun Wirasasmita.

SBY, Aburizal dan Prabowo mafhum benar bahwa suara dari kalangan pendidik sangat bernilai. Sebab mereka bisa memengaruhi anak didik mereka untuk kepentingan politik. SBY telah membuktikannya pada Pemilu 2009, ketika mayoritas kaum terpelajar mendukungnya menjadi presiden kali kedua.

Namun, di balik semua kampanye itu, kita berharap kaum pendidik tidak mudah dibodohi. Mereka kita harapkan memilih calon terbaiknya, tanpa terpengaruh kampanye tak mendidik yang dilakukan para politisi.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending