"Rumah Sakit Jiwa Siapkan Ruang VIP untuk Caleg Gagal." Judul berita di media online itu sepintas hanya cari perhatian pembacanya dengan membuat judul sensasional. Sejak musim kampanye pemilihan calon anggota legislatif dimulai 16 Maret lalu, salah satu trending topic pemberitaan di tanah air adalah seputar calon anggota legislatif kita.
Media seperti berlomba mencari dan mempublikasikan apa yang terjadi di lapangan di musim kampanye pileg yang akan berakhir pada 5 April mendatang. Satu di antaranya adalah kesiapan atau malah persiapan pengelola rumah sakit merawat calon anggota legislatif yang gagal meraih kursi idaman di parlemen. Judul yang nakal, mendoakan mereka yang gagal lalu menjadi gila.
Tapi terlepas dari makna apapun yang tersirat dari judul tadi, faktanya memang banyak yang demikian di musim pemilu 5 tahun silam. Data kementerian kesehatan menunjukkan sedikitnya 7.200 caleg mengalami gangguan jiwa akibat gagal menuju parlemen pada pemilu 2009. Banyak kalangan yakin, salah satu penyebab utama karena ongkos politik yang mahal. Mereka sudah keluar uang banyak tapi hasilnya tak sesuai harapan.
Sebenarnya aneh juga kalau mereka bisa sampai gila. Rasa-rasanya itu tak akan terjadi jika yang bersangkutan ikut dalam kampanye karena permintaan warga dan ia menyanggupinya. JIka ini yang terjadi, pastinya tak ada biaya besar yang harus dihamburkan. Bisa jadi, lelah fisik karena harus keliling sana dan sini serta berorasi demi dukungan suara, minim terjadi. Masyarakat akan dengan sukarela mengkampanyekan idolanya itu.
Tapi yang terjadi di luar sana, tak seperti gambaran ideal tadi. Sistem pemilunya saja sudah memaksa caleg satu partai pun harus saling mengalahkan demi suara terbanyak. Apalagi kalau bicara persaingan antar partai, sudah pasti lebih sengit. Sengit karena menyangkut modal uang, pikiran dan tenaga begitu besar, tapi belum menjamin yang bersangkutan lolos. Saat semua perjuangan dan pengorbanan materi berujung nihil, mungkin saat itulah jiwanya sontak terguncang dan menjadi gila.
Sudah begitu, gebyar pemilihan calon anggota legislatif yang berbiaya triliunan rupiah sepertinya sepi saja. Segala daya dan upaya para caleg itu seolah lenyap begitu saja, ditelan ramainya alunan musik dangdut di panggung orasi. Kalau ada pertanyaan, siapa caleg yang akan anda pilih, kebanyakan tidak segera menjawab, sebagian malah tak tahu dan bingung. Bisa jadi, selain karena tak banyak caleg bermutu yang jadi idola, juga karena partai seperti tak sabar menjalani tahapan pesta demokrasi tahun ini. Partai lebih bersemangat mengkampanyekan sosok bakal calon presidennya, ketimbang para calegnya.
RS Jiwa untuk Caleg Gagal
"Rumah Sakit Jiwa Siapkan Ruang VIP untuk Caleg Gagal." Judul berita di media online itu sepintas hanya cari perhatian pembacanya dengan membuat judul sensasional.

EDITORIAL
Selasa, 01 Apr 2014 09:46 WIB


rumah sakit jiwa, caleg gagal, kampanye
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai