Pemilu adalah ajang politik terpenting tahun ini. Dan untuk menuju ke sana, setiap orang, baik yang ikut bertarung maupun kita sebagai para pemilih, mesti punya rasa aman. Ini yang belum ada.
Di Aceh, Kepolisian meningkatkan pengamanan di 23 kabupaten/kota. Yang dilindungi tak hanya masyarakat, tapi juga para caleg yang menjadi sasaran utama kekerasan. Seorang caleg asal Partai Nasional Aceh PNA tewas ditembak orang tak dikenal. Ini adalah kasus keempat yang seorang caleg dibunuh. Bulan lalu, caleg lain dari PNA tewas dikeroyok orang tak dikenal. Dan polisi sudah menyatakan, tingkat kekerasan di Aceh meningkat dalam dua bulan terakhir.
Sedangkan di Surakarta, Jawa Tengah, kepolisian juga bersiaga memperketat pengamanan wilayah setelah ada aksi pelemparan bom molotov, sweeping serta penganiayaan 4 warga di sebuah tempat hiburan malam dan pos keamanan. Sejauh ini belum diketahui siapa pelakunya. Patroli diperbanyak, begitu juga penempatan personil di lokasi yang dianggap rawan dan strategis.
Kapolri Sutarman mengakui adanya peningkatan intimidasi terkait Pemilu. Cara yang bisa dilakukan polisi adalah menambah kekuatan personil di daerah yang dirasa rawan. Tapi parpol dan kita sebagai warga juga bisa melakukan sesuatu.
Kekerasan yang menimpa caleg sangat mungkin terkait dengan persaingan antarparpol demi merebut simpati dan kursi di Pemilu bulan depan. Partai bisa terus mengingatkan anggotanya untuk tak mengambil cara kekerasan demi menang. Janganlah pakai kekerasan untuk merebut simpati rakyat. Sebagai pemimpin rakyat kelak, simpati dan dukungan rakyat lah yang jadi salah satu modal besar – dan itu mesti ditanam sejak dini. Kalau perlu, partai bertindak tegas terhadap calegnya yang terbukti melakukan intimidasi atau kekerasan kepada pihak lawan. Percayalah, tindakan tegas seperti ini lebih mungkin merebut simpati rakyat, ketimbang melakukan kekerasan.
Kita sebagai warga juga bisa bertindak. Kampanye “Pemilu tanpa kekerasan� bisa mulai digaungkan kelompok-kelompok masyarakat. Ini bisa membuat partai waspada kalau rasa aman jadi satu aspek yang sangat penting bagi pemilih. Tanpa rasa aman, maka kita sebagai pemilih tak bisa melaksanakan hak politik kita dengan tenang. Dan hasil Pemilu yang ada di bawah intimidasi tidak akan membuat negeri ini maju ke arah yang lebih baik.
Untuk bisa memilih dengan baik, rakyat butuh rasa aman. Dan para calon pemimpin negeri ini harus bisa memastikan itu terwujud.
Mahalnya Rasa Aman
Pemilu adalah ajang politik terpenting tahun ini. Dan untuk menuju ke sana, setiap orang, baik yang ikut bertarung maupun kita sebagai para pemilih, mesti punya rasa aman. Ini yang belum ada.

EDITORIAL
Rabu, 05 Mar 2014 09:46 WIB


Partai Nasional Aceh, PNA, pemilu
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai