Kontroversi sepertinya tak pernah sepi datang dari Senayan. Kali ini kabar mengejutkan muncul dari putra bungsu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Setelah kepergok bolos di sidang Paripurna DPR, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas menyatakan diri mundur sebagai anggota Dewan.
Ibas menjadi bulan-bulanan setelah melakukan cara yang tak lazim untuk mengakali absen pada sidang DPR. Dikawal sejumlah pengawal, Ibas hanya mengisi absensi manual yang disodorkan seorang ajudannya. Setelah itu dia kabur lewat tangga darurat. Padahal anggota dewan tak hanya absen manual, namun juga harus absen sidik jari. Banyak yang nyeletuk, mentang-mentang anak Presiden maka dia mendapatkan perlakuan khusus untuk urusan absensi, berbeda dengan kebanyakan anggota DPR.
Ibas berdalih, ia mundur karena ingin fokus membenahi partai yang kini sedang menghadapi prahara. Kebetulan Ibas menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrat. Bagi Ibas, dengan mundur dari kursi anggota Dewan dirinya bisa sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada partai.
Ironisnya pekan lalu Ibas turut menandatangani 10 pakta integritas yang disaksikan langsung oleh Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono. Salah satu butir di pakta integritas itu, berbunyi:
"Sebagai kader PD yang kini sedang mengemban tugas di eksekutif, legislatif, pusat dan daerah, saya akan memegang teguh moral dan etika profesi dan menjalankan tata kelola pemerintahan yang baik atau good governance, yaitu pemerintahan yang bersih dari korupsi, yang capable, yang responsif serta yang bekerja sekuat tenaga untuk kepentingan masyarakat bangsa dan negara."
Namun faktanya, tandatangan yang belum mengering itu sudah dilanggar. Seorang pengamat politik menyatakan mundurnya Ibas sebagai anggota dewan telah menciderai demokrasi, mengabaikan amanat yang diembannya. Memang selama ini kita jarang mendengar sepak terjang mantu dari Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Radjasa ini. Kita jarang mendengar suara lantangnya menyuarakan aspirasi rakyat. Padahal dia didapuk di komisi masalah pertahanan, luar negeri, intelejen dan penyiaran. Komisi yang selama ini ramai dengan beragam persoalan. Sehingga mau tidak mau, banyak yang menghubungkan mundurnya Ibas lebih karena skandal absensi, dibandingkan alasan partai yang dianggap mengada-ada.
Tampaknya Ibas lupa bahwa dirinya bisa melenggang ke Senayan, karena dipercaya untuk menyuarakan kepentingan rakyat pemilihnya. Ibas lupa jika ada 300 ribu lebih suara rakyat Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Magetan, dan Ngawi yang berharap padanya. Tak tanggung-tanggung Ibas terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada April 2009 dengan perolehan suara tertinggi se-Indonesia.
Langkah Ibas ini semakin memperburuk citra DPR yang sudah terpuruk. Sudah tak terhitung kita mengkritisi kinerja DPR yang kian bobrok. Mulai dari rentetan kasus korupsi, masalah bolos yang masih saja terjadi hingga kinerja yang buruk seperti minimnya produk legislasi. Di sisi lain, anggota DPR begitu gampang menghamburkan uang negara, plesiran ke luar negeri hingga bikin proyek-proyek aneh yang menyedot uang rakyat.
Masa kerja anggota DPR periode sekarang hanya tinggal dalam hitungan bulan. Dengan waktu yang semakin mepet ini, seharusnya mereka ngebut untuk meningkatkan kinerja, meninggalkan hasil kerja yang positif untuk rakyat. Dengan sisa waktu yang ada, 560 anggota dewan mestinya berjuang keras untuk membayar janji-janji yang pernah diumbar saat merayu pemilih.
Kontroversi sepertinya tak pernah sepi datang dari Senayan. Kali ini kabar mengejutkan muncul dari putra bungsu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Setelah kepergok bolos di sidang Paripurna DPR, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas menyatakan diri mundur se

EDITORIAL
Jumat, 15 Feb 2013 09:53 WIB

ibas yudhoyono, integritas
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai