Bagikan:

Selamat Datang Banjir

Pekan ini Jakarta akan merasakan curah hujan yang ekstra tinggi. Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) bahkan menyebut, puncak curah hujan akan terjadi pada Jumat nanti, dengan curah hujan lebih dari 100 milimeter. Singkat kata: cuaca ekstrem.

EDITORIAL

Rabu, 15 Jan 2014 09:52 WIB

Author

KBR68H

Selamat Datang Banjir

banjir

Pekan ini Jakarta akan merasakan curah hujan yang ekstra tinggi. Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) bahkan menyebut, puncak curah hujan akan terjadi pada Jumat nanti, dengan curah hujan lebih dari 100 milimeter. Singkat kata: cuaca ekstrem.

Jakarta sudah ditetapkan berstatus Siaga. Dan kemarin, semuanya terlihat jelas. Hujan belum sampai puncaknya pun Jakarta sudah mampet di sana sini. Jalan tol ditutup, warga mengungsi, sekolah diliburkan, pekerja batal ngantor. Total ada 31 kelurahan yang terendam banjir dengan ketinggian mencapai 4 meter di sejumlah tempat. Yang paling parah terkena dampaknya adalah daerah aliran Sungai Ciliwung. Puluhan ribu rumah warga terendam dan penghuninya mengungsi.

Satu hal yang langsung muncul di kepala begitu banjir adalah cekaknya Ruang Terbuka Hijau di ibukota. Dari angka ideal 30 persen, yang terwujud di sini baru kurang dari 10 persen. Itu pun angkanya tak berubah sejak bertahun-tahun lalu. Jakarta tak ubahnya hutan beton, karena lebih dari 90 persen wilayah tanahnya berupa bangunan.

Kita patut bersyukur karena Gubernur Jakarta Joko Widodo sudah mengatakan bakal berhenti mengeluarkan izin pembangunan mal. Mal adalah salah satu pengancam RTH yang membuat air tak bisa diserap secara maksimal di permukaan tanah. Selain mal, tentu juga pembangunan apartemen dan gedung-gedung lainnya ikut mengancam. Tapi paling tidak sudah ada kesadaran dari pemerintah bahwa Jakarta sudah cukup sumpek dengan lebih dari 150 mal.

Banjir adalah cerminan apa yang dilakukan pemerintah dan warga. Pemerintahan Jakarta yang sekarang sudah berusaha melakukan apa yang bisa untuk mencegah banjir. Misalnya dengan melakukan normalisasi Waduk Pluit.

Sebagai warga, tentu kita pun berkontribusi atas banjir yang melanda kota sendiri. Kita memang tak bisa mencegah tingginya intensitas banjir, tapi kita bisa mencegah buang sampah sembarangan. Sampah yang kita buang sembarangan itulah yang membuat saluran pembuangan mampet atau bendungan penuh sampah. Dan di saat-saat genting seperti sekarang, terasa betul bahwa kebiasaan buang sampah yang sepertinya sepele ternyata sungguh-sungguh penting.

Siap atau tidak, banjir sudah datang. Kembali membuat warganya nelangsa. Kembali membuat kita mengutuki infrastruktur kota yang bobrok. Kembali membuat hidup berantakan. Pemerintah harus makin sigap menyelamatkan warga yang menjadi korban, sekaligus mematangkan cita-cita Jakarta supaya bebas banjir. Sementara kita sebagai warga, mari bergotong royong saling membantu dan berikrar untuk tak buang sampah sembarangan.

Langkah kecil itu, percayalah, sungguh berarti.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending