Bagikan:

Kebun Binatang Surabaya, Kuburan Bagi Satwa Penghuni

Hanya dalam hitungan satu minggu, dua satwa penghuni Kebun Binatang Surabaya (KBS) mati. Pada 7 Januari lalu, seekor singa bernama Michael yang baru berusia 1,5 tahun tewas dalam kondisi tergantung di kandangnya.

EDITORIAL

Kamis, 16 Jan 2014 16:49 WIB

Author

KBR68H

Kebun Binatang Surabaya, Kuburan Bagi Satwa Penghuni

kebun binatang surabaya, hewan mati, michael

Hanya dalam hitungan satu minggu, dua satwa penghuni Kebun Binatang Surabaya (KBS) mati. Pada 7 Januari lalu, seekor singa bernama Michael yang baru berusia 1,5 tahun tewas dalam kondisi tergantung di kandangnya. Selang satu pekan, giliran seekor anak kambing gunung betina yang menemui ajal di kandangnya.

Berdasarkan hasil otopsi, kematian anak kambing gunung betina itu karena memar pada leher kiri di dekat kepala. Dalam kasus kematian Michael, hingga kini belum diketahui siapa yang menggantung singa Afrika itu. Dua binatang tewas dalam waktu satu minggu sepertinya
semakin mengukuhkan Kebun Binatang Surabaya sebagai Zoo of Death alias Kebun Binatang Mematikan.

Julukan itu pertama kali dibuat oleh harian The Dailymail yang ketika itu menulis sebuah artikel tentang kematian binatang di KBS. Kalau melihat data yang dirilis pihak pengelola, sepertinya tidak terlalu berlebihan. Dalam sembilan bulan terakhir, ada 130 binatang yang tewas di Kebun Binatang Surabaya. Artinya, hampir tiap dua hari ada seekor satwa yang meninggal. Sebuah statistik yang mengenaskan.

Tahun lalu, seekor orang utan berusia 15 tahun juga tewas karena menderita sakit radang paru. Ketika itu, pengelola kebun binatang sudah berjanji akan meningkatkan gizi makanan dan vaksinasi satwa. Namun, janji tinggal janji. Kebun Binatang Surabaya terus kehilangan
satwanya satu demi satu. Kematia satwa di KBS membuat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini curiga. Dia meminta polisi itu mengusut pelaku pembunuhan terhadap singa Afrika bernama Michael.

Ironis. Beberapa tahun lalu, Kebun Binatang Surabaya sempat menyandang predikat sebagai kebun binatang terbesar di Asia Tenggara. Konflik yang terjadi terkait pengelolaan ditengarai menjadi pemicu anjloknya kejayaan Kebun Binatang Surabaya. Keinginan Pemkot Surabaya untuk jadi pengelola gagal setelah Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS ditetapkan sebagai pihak yang berwenang untuk mengelola.

Konflik kepentingan berkepanjangan, SDM yang kurang profesional, telah mengakibatkan satwa-satwa di KBS menderita. Harus ada langkah tegas menindak pengelola yang tak becus.  Pemkot Surabaya mesti berani mengambil alih pengelolaan KBS dan membentuk manajemen baru yang lebih paham mengurus sebuah kebun binatang. Foto-foto serta artikel yang ditulis wartawan Dailymail tentang kondisi satwa di Kebun Binatang Surabaya adalah tamparan keras bagi pengelola. Kita tak ingin lagi melihat seekor gajah terluka yang kakinya dirantai, kandang buruk yang dipenuhi burung pelican karena over populasi atau  seekor unta yang kurus kering.

Jangan biarkan Kebun Binatang Surabaya menjadi kuburan bagi para penghuninya.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending