KBR68H- Redenominasi tampaknya akan menjadi kata yang banyak kita dengar sepanjang tahun ini. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia serta DPR telah sepakat menjadikan RUU Redenominasi Mata Uang sebagai prioritas pembahasan pada masa sidang bulan ini hingga Juni nanti.
Di sebagian masyarakat umum, kata redenominasi seringkali disamakan dengan sanering. Padahal, dua kata tersebut jelas berbeda. Redenominasi adalah penyederhanaan mata uang tanpa mengurangi nilai uang. Rencananya, pemerintah dan Bank Indonesia akan menghilangkan tiga angka nol. Jadi, uang dengan nominal Rp 10.000 nantinya akan disederhanakan menjadi Rp 10 namun nilai tukarnya tidak berubah.
Ini tentu beda dengan sanering yang memotong nilai mata uang dan juga daya belinya. Memberi pemahaman kepada lebih dari 250 juta masyarakat Indonesia tentang redenominasi tentu bukan hal mudah. Perlu sosialisasi dengan waktu cukup lama. Kita harus belajar dari Brazil yang sempat gagal menerapkan kebijakan redenominasi ini. Tentu, banyak juga negara yang berhasil menerapkan kebijakan ini.
Penyederhanaan mata uang rupiah atau redenominasi sebenarnya tidak akan terlalu berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia . Kebijakan ini hanya akan menghadirkan lagi pecahan sen yang selama ini dihapus oleh Kementerian Keuangan dan juga Bank Indonesia . Berkurangnya jumlah digit mata uang rupiah di satu sisi juga menguntungkan dunia industri. Pasar modal, contohnya, akan meraih manfaat besar dari kebijakan ini karena akan terjadi efisiensi pencatatan laporan keuangan.
Berkurangnya nominal mata uang akan menghemat pemakaian data storage di komputer untuk melakukan penghitungan laporan keuangan. Bagi perusahaan, redenominasi juga akan menimbulkan efisiensi pencatatan laporan keuangan yang menggunakan komputer. Kecepatan komputer selalu ditentukan oleh jumlah data yang diolah. Semakin kecil data yang diolah akan semakin cepat pula proses yang dilakukan oleh komputer.
Di Asia Tenggara, hanya Indonesia dan Vietnam yang mempunyai mata uang dengan 5 digit. Kita tahu, Amerika Serikat dari dulu hingga sekarang hanya mempunyai mata uang dengan nominal terbesar 100 dolar. Paling tidak, redenominasi bisa sedikit meningkatkan gengsi mata uang rupiah di dunia internasional, tanpa mengurangi daya belinya. Satu-satunya hambatan untuk menerapkan kebijakan ini adalah dampak sosial di masyarakat.
Jangan sampai ada anggapan bahwa redenominasi ini membuat nilai rupiah menjadi turun. Apabila ini terjadi, maka warga negara yang memegang rupiah akan lebih senang beralih ke dolar Amerika. Ini tentu bisa mempengaruhi nilai tukar rupiah. Sektor perdagangan juga harus dipersiapkan. Jangan sampai pedagang menaikkan harga secara sepihak karena harga setelah redenominasi dianggap murah.
Intinya, kebijakan redenominasi yang akan mulai diterapkan pada 2014 harus melalui disosialisasikan secara masif Warga di Aceh hingga Papua harus paham betul arti dari kebijakan ini sehingga tidak ada persepsi negatif terhadap nilai mata uang rupiah.
Redenominasi, Bukan Sanering
Redenominasi tampaknya akan menjadi kata yang banyak kita dengar sepanjang tahun ini.

EDITORIAL
Rabu, 30 Jan 2013 12:35 WIB


redenominasi
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai