Bagikan:

Deja vu Akhir Tahun

Kementerian Luar Negeri kemarin menyebarkan rilis tentang keberhasilannya membebaskan dua tenaga kerja kita di Arab Saudi dari penjara. Setelah mendekam sekian tahun di penjara karena tuduhan pembunuhan dan pencurian, Karsih dan Salma akhirnya dipulangkan

EDITORIAL

Rabu, 02 Jan 2013 15:00 WIB

Author

KBR68H

Deja vu Akhir Tahun

TKI

Kementerian Luar Negeri kemarin menyebarkan rilis tentang keberhasilannya membebaskan dua tenaga kerja kita di Arab Saudi dari penjara. Setelah mendekam sekian tahun di penjara karena tuduhan pembunuhan dan pencurian, Karsih dan Salma akhirnya dipulangkan ke tanah air kemarin. Untuk kali ini, kita tak usah meributkan apakah pembebasan itu sebuah prestasi yang layak kita acungi jempol atau tidak kepada pemerintah.

Tak perlu juga kita gunjingkan mekanisme pembebasan keduanya sesungguhnya. Apakah mereka bebas karena hukum setempat yang memang menyatakan demikian, atau berkat lobi diplomatik pemerintah, tak terlalu penting. Faktanya, Karsih dan Salma lepas dari ancaman pancung dan penjara di Arab Saudi. Mungkin, itulah kado terindah mereka untuk modal menjalani hidup baru pada 2013.

Sepanjang Januari – Mei tahun ini, dari 15 negara tujuan, ada 1,5 juta TKI yang mendapat masalah. Lebih dari separuh di antaranya ada di Arab Saudi. Masalah yang dihadapi 700-an TKI di Arab Saudi itu beragam, mulai dari gaji yang tak dibayar, bekerja tak sesuai kontrak hingga pelecehan seksual. Jelas itu bukan kabar gembira. Apalagi hampir tiap tahun kita mendengar hal serupa. Paling cuma beda-beda tipis angkanya. Dejavu.

Maka itu, kita berharap bisa lebih sering mendengar dan menyaksikan peristiwa macam kepulangan Karsih dan Salma kemarin. Kita hanya ingin dejavu yang indah-indah saja. Tentunya, kepulangan mereka akan mengisi salah satu lembar catatan akhir tahun Kementerian Luar Negeri. Jelang akhir tahun, kementerian dan lembaga biasa membuatnya. Catatan akhir tahun yang mereka rilis berisi aneka peristiwa dan apa yang telah dilakukan terhadapnya. Sebagian melampirkan juga tentang rencana tahun berikutnya.

Dari banyak tahun, esensi isinya nyaris sama. Kalau bicara tentang hak asasi manusia, maka catatan akhir tahunnya akan berisi hal-hal yang secara mendasar sama dari tahun ke tahun. Misalnya jumlah pelanggaran yang cenderung naik atau turun dari tahun ke tahun. Begitu terus bolak-balik. Yang berbeda hanya objek peristiwa. Catatan tentang sebuah ormas yang mengintimidasi kelompok atau ormas lain, juga nyaris selalu masuk laporan. Bedanya, tahun lalu peristiwa itu banyak terjadi di Jawa Barat, kali ini kebanyakan muncul di Jawa Timur dan seterusnya.

Itu di sektor hak asasi manusia. Kalau bicara bencana, juga nyaris sama. Yang namanya musim hujan, maka peristiwa yang menyertai adalah banjir dan longsor. Peristiwa itu mengakibatkan sekian orang tewas, sekian rumah hanyut dengan kerugian total sekian rupiah. Selalu ada yang seperti itu saat musim hujan. Atau sebaliknya, kebakaran hutan ada dimana-mana saat kemarau tiba.

Tak seharusnya demikian. Kita ingin mendengar sebaliknya. Meski musim hujan, tak ada banjir dan longsor. Meski kemarau panjang, tak ada lagi asap kebakaran hutan. Meski TKI ada di banyak negara, tapi kebanyakan bisa bekerja dengan baik dan selamat. Kita tak berharap deja vu, yang buruk itu.

tki

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending