KBR68H - Militer Thailand memperingatkan kemungkinan perang saudara kalau pemilihan umum dini tetap dilaksanakan. Sebelumnya, Perdana Menteri Yingluck Shinawatra sudah membubarkan parlemen dan akan menggelar pemilih pada Februari 2014 untuk menanggapi aksi unjuk rasa yang menuntut pengunduran dirinya. Namun, Kepala Staf Angkatan Darat Thailand, Jenderal Prayut Chan-ocha mengusulkan agar rencana pemilihan umum ditunda. Penundaan itu, tambahnya, akan memungkinkan pemerintah dan kubu oposisi membahas perbedaan mereka.
Laman BBC menyebutkan, aksi unjuk rasa antipemerintah berlangsung sejak awal bulan ini karena menganggap pemerintahan Yingluck didalangi abangnya, Thaksin Shinawatra yang digulingkan militer dari kursi perdana menteri tahun 2006. Thaksin, yang kini melarikan diri ke luar negeri, sudah didakwa secara in absentia dalam kasus korupsi. PM Yingluck menolak untuk mengundurkan diri dan menegaskan hanya pemilihan umum yang bisa memutuskan pihak yang memerintah. Sementara kubu oposisi ingin pemerintah diganti oleh Dewan Rakyat yang akan menyusun rencana reformasi politik. Militer Thailand memiliki sejarah panjang untuk campur tangan dalam politik, namun dalam kebuntuan antara pemerintah dan oposisi saat ini masih belum berpihak. (BBC)
Editor: Fuad Bakhtiar