KBR - Orang tua Abdul-Rahman Kassig, petugas medis Amerika Serikat yang dipenggal oleh militan Negara Islam (IS) menyatakan, mencoba untuk mengampuni para penculiknya. Kassig (26 tahun) adalah sandera Amerika kelima yang dibunuh IS.
"Hati kami babak belur, tetapi mereka (IS, red.) akan memperbaiki diri. Dunia ini rusak, tetapi akan sembuh," kata Ed dan Paula Kassig, orang tua Abdul-Rahman Kassig, Senin (17/11) waktu setempat.
Pasangan ini meminta doa untuk anak mereka, serta bagi mereka yang melakukan aksi kekerasan di Irak, Suriah dan di seluruh dunia.
"Terakhir, tolong beri kami waktu dan privasi untuk berkabung, menangis, dan ya, maafkan, (kami) memulai penyembuhan," tambah Ed Kassig.
Sementara, para pejabat intelijen negara barat bekerja mengidentifikasi video pemenggalan itu. Seorang jaksa Prancis mengatakan seorang gerilyawan atas nama Maxime Hauchard (22 tahun) dan lain seorang warga Prancis lainnya mungkin hadir. Seorang militan ketiga diprediksi seorang warga Inggris.
Video IS yang dirilis pada hari Minggu (16/11) waktu setempat menunjukkan seorang pria bertopeng berdiri di atas kepala terpenggal. Gedung Putih kemudian memastikan korban itu adalah Abdul-Rahman Kassig. Ia yang pada Oktober 2013 lalu bepergian ke Deir Ezzour di Suriah timur ditangkap oleh IS yang menguasai sebagian besar Suriah dan Irak. (BBC)
Editor: Anto Sidharta
Orang Tua Kassig Coba Maafkan Pemenggal Anaknya
Orang tua Abdul-Rahman Kassig, petugas medis Amerika Serikat yang dipenggal oleh militan Negara Islam (IS) menyatakan, mencoba untuk mengampuni para penculiknya. Kassig (26 tahun) adalah sandera Amerika kelima yang dibunuh IS.

INTERNASIONAL
Selasa, 18 Nov 2014 06:24 WIB


Orang Tua Kassig, ISIS
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai